Joeragan artikel

Dilema

Dilema
Oleh: Nurhasanah

“Auu … sakit, tau! Usil, ihh,” ujar Nania saat Radit memencet hidung mancungnya.

Radit terkekeh senang saat melihat kekasihnya tersipu malu. Kini, Hatinya selalu berbunga-bunga bila berada di dekat Nania yang menggemaskan. Gadis berdarah campuran Jawa dan Minang itu, menjadi penyemangatnya setelah Airin, kekasihnya menghilang tanpa jejak.

Nania gadis yang menyenangkan. Kecantikannya pun menjadi magnet bagi Radit yang tidak jauh darinya. Namun, entah mengapa sampai hari ini ia belum bisa mengutarakan isi hatinya kepada gadis berkulit putih itu.

Lelaki berpenampilan sederhana itu takut kecewa untuk kedua kalinya bila terburu-buru mengutarakan isi hatinya. Ia akan membiarkan hubungan itu mengalir saja laksana air.

“Mikirin apa, Kakak?” tanya Nania sambil bergayut manja.

Radit yang masih belum bisa menghilangkan bayangan Airin dari ingatannya, terkejut dan salah tingkah atas sikap manja Nania. “Mungkin ini saatnya aku mengutarakan rasaku kepada Nania,” batin Radit.

Diambilnya gelas berisi jus jeruk yang ia pesan, lalu meminumnya dengan cepat. Berlama-lama di dekat Nania membuat suhu badannya naik. Kerongkongannya terasa kering dan panas.

“Nania, aku … ,” Radit menghentikan ucapannya karena tiba-tiba saja gawainya bergetar, ada pesan singkat masuk.

[Asyik, ya! Malam-malam berduaan.]

Terbaca jelas nama Airin sebagai mengirim pesan di gawai.

Radit langsung mengalihkan pandangan ke seluruh sudut cafe. Matanya mencari sosok gadis pujaanya itu. “Di mana kau, Airin,” batin laki-laki berkaca mata itu.

“Kakak, mau ngomong apa? Kok, seperti mencari sesuatu?’ tanya Nania, menyentuh tangan Radit.

“Owh, tidak … tidak ada apa-apa. Yuk, kita lanjutkan makan menu andalan di kafe ini,” jawab Radit, tak ingin membuat Nania curiga.

Setelah mengantarkan Nania pulang, Radit kembali mendatangi kafe itu. ia ingin memastikan, apa maksud Airin mengiriminya pesan singkat seperti itu. Dia datang di saat Radit ingin melupakannya.

Lagi-lagi gawainya bergetar.

[Aku ada di meja pojok kiri, lho]

Mata Radit langsung mencari sosok Airin. Terlihat jelas gadis itu sedang memperhatikannya. Radit segera mendatangi mejanya, lalu duduk di kursi yang ada di hadapan Airin.

“Halo, Sayang! Apa kabar?” tanya Airin dengan kerlingan matanya yang khas.

“Baik, ke mana saja selama ini? Aku mencarimu.” ujar Radit.

Airin justru balik bertanya, “Siapa gadis itu? Kamu mencintainya?

Malam itu Radit dan Airin terlibat pembicaraan yang cukup panjang. Radit memang mencintai Airin, tetapi ia tidak terima ketika gadis itu meninggalkannya. Kini, wanita berambut panjang itu hadir kembali saat ia ingin merajut kasih dengan wanita lain.

Airin ingin kembali kepadanya. Sebagai laki-laki normal, ia tidak mungkin bisa menolak gadis cantik itu. Namun, rasa cintanya mulai tumbuh, bersemi untuk Nania.

 

Editor: Fitri Junita

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#Day

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami