Hai Smart Ladies! Pernahkah Ladies tidak mendapat respon saat mengajak anak-anak bicara? Mereka hanya fokus pada gawai di genggamannya. Ternyata kelekatan anak pada gawai bisa menjadi penghalang besar komunikasi yang efektif di lingkungan keluarga.
Gawai sudah menjadi sahabat manusia sejak kemunculannya di dunia teknologi. Kelebihan gawai selain memudahkan akses internet, gawai juga menampilkan berbagai fitur informasi yang dibutuhkan. Benda kecil itu membuat manusia dapat berselancar ke belahan dunia lain tanpa harus mendatanginya langsung. Bentuknya yang kompak sangat praktis di bawah ke mana-mana. Gawai bisa dibawa ke kantor atau tempat bersantai bahkan diperlukan di sekolah sebagai sarana penunjang pendidikan.
Pendidikan saat Pandemi kemarin menuntut anak-anak harus dekat dengan gawai karena adanya Pembelajaran Jarak Jauh, semua proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Hal ini menyisakan kelekatan yang mendalam antara anak-anak dan gawai sampai sekarang. Hingga orang tua menjadi resah. Selain sebagai sarana edukasi berbahasa pada anak dan merangsang kreativitas melalui fitur yang disajikan, gawai juga menyediakan permainan yang membuat anak-anak betah berlama-lama dengan barang kecil yang canggih tersebut.
Banyak manfaat dari gawai tetapi tidak sedikit pula bahayanya. Bermain dengan gawai bisa mengakibatkan kesehatan mata anak terganggu jika terlalu sering menggunakannya dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu perlu adanya tindakan serius untuk melakukan diet gawai. Simak tips berikut, Ladies!
-
Buat Jadwal
Kelekatan anak dan gawai tidak serta merta dapat dipisahkan secara langsung. Tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui. Jadwalkan setiap pekan hanya tiga hari bisa bermain dengan gawai. Tiga hari secara berselang-seling. Untuk bulan selanjutnya jadwalkan 2 hari per minggu, lalu di bulan berikutnya satu minggu satu kali hanya tiap hari minggu. Lama-lama anak akan terbiasa. Dan akan menolak jika ditawari gawai bukan pada jadwal yang disepakati. Namun, tetap perlu ada ketegasan jika melanggar ada sanksi yang harus diterima.
-
Ajak Mengenal mainan tradisional
Banyak permainan yang tidak perlu menggunakan gawai, contohnya permainan tradisional. Pilihlah permainan yang bisa membuat tubuh beraktivitas lebih. Seperti petak umpet, lompat karet atau bermain layang-layang. Permainan-permainan tersebut selain menyenangkan juga bisa melatih fokus. Cara ini sangat jitu selain bisa memperkenalkan permainan tradisional pada generasi bangsa juga punya nilai tambah, Ladies. Kita sebagai orang tua bisa ikut serta dalam melestarikan permainan zaman dahulu.
-
Membaca Buku
Ajak anak membaca buku, agar tidak bosan pilihlah buku-buku bergambar yang penuh warna. Awali dengan memperkenalkan sampul buku serta ragam huruf yang menjadi judulnya. Sebelum melihat isi buku, tuntun anak untuk mengulangi huruf-huruf tadi dengan cara bermain dengan huruf yang diingat tanpa melihat sampul buku. Cara ini selain menghindarkan anak dari gawai bisa membangkitkan kecintaan anak terhadap buku.
-
Eksplorasi
Mengajak anak untuk menjelajahi tempat-tempat baru merupakan salah satu hal yang mengasyikkan. Pergi ke tempat wisata, kebun binatang atau tempat-tempat yang belum pernah didatangi. Jalan-jalan tidak hanya merupakan hiburan bagi anak namun berdampak pada tumbuh kembang anak itu sendiri. Mereka dapat bersosialisasi dengan lingkungan yang dijumpainya dengan baik.
Bagaimana, Smart Ladies? Semoga artikel ini bisa menambah semangat Ladies membersamai anak-anak, ya! Jika Ladies berjumpa dengan orang tua yang mengeluhkan hal yang sama, bisa Ladies rekomendasikan cara-cara di atas agar anak lebih akrab dengan orang tua, dekat dengan alam dan lingkungan sekitar dalam keadaan sehat tanpa gangguan pada pertumbuhannya. Anak-anak kita adalah penerus masa depan bangsa, penyambung amalan-amalan kita ketika kita sudah tidak lagi bersama mereka.
Selamat mencoba tipsnya, ya, Smart Ladies!
Editor : Ruvianty
#maratonmenulisartikel
#joeraganartikel
Terimakasih untuk tipsnya
Sama-sama, Kak. Terima kasih sudah mampir. 🙂