Joeragan artikel

Dejavu

Oleh : IethaJannah

 

Dono berkaca di depan cermin untuk kesekian kalinya. Memastikan dasi kupu-kupu yang senada dengan warna jasnya sudah rapi dan sesuai. Hari ini adalah hari spesial, ia akan mengingat peristiwa bersejarah ini dalam hidupnya.

Semua harus tepat dan sesuai.

Laki-laki itu ingin semua terlihat sempurna, setiap detailnya diperhatikan. Diceknya sepatu hitam yang sudah berada di dekat pintu. Di dalamnya sudah ada kaos kaki bertuliskan Reebok berwarna putih. Ia tersenyum melihat sepatunya sudah kinclong, tidak ada debu sedikitpun yang menempel. Rupa-rupanya semir sepatu yang diberikan oleh Engkongnya semalam terbukti mujarab.

Dono melirik jam. Masih ada waktu satu jam sebelum acara dimulai. Ia berjalan menuju jendela kamar. Dilihatnya ke arah taman belakang, sudah ramai. Kedua belah pihak keluarga sudah berkumpul dan sama-sama menempati kursi bagian depan. Ada elekton yang menyetel lagu-lagu islami seperti Insya Allah-nya Maher Zain. Dono ikut bersenandung, tidak ada kecurigaan sedikit pun.

Dono menyisir rambutnya untuk kesekian kali, menyemprotkan parfum beraroma maskulin pemberian pacarnya. Tiba-tiba Dono teringat momen itu, kira-kira satu tahun yang lalu, saat ia diberikan hadiah ulang tahun berupa parfum. Sangking sayangnya, Dono hanya memakai parfum itu jika bepergian dengan pacarnya.

TOK TOK TOK, suara pintu diketuk. 

Dono tersadar dari lamunannya. “Mas, ayo segera turun,” kata si pemilik suara dari luar kamar. “Ok, aku akan segera turun.” Dono menjawab dengan sigap dan segera memakai kaos kaki, membenahi jas, dan siap turun dengan sepatu pantofel yang kinclong.

Dono sudah menuruni anak tangga, lalu berjalan menuju taman belakang. Beberapa orang menyalaminya, memberikan pujian atas perubahannya, bahkan ada yang memberikan kata selamat. Ah, Dono terbuai. Sambil bersiul, ia menghampiri beberapa orang yang sudah berada di taman.

Taman itu terlihat sangat megah dan teduh. Walaupun hari sudah menjelang siang, dan matahari memancarkan sinarnya dengan terik. Di semua sisi kanan dan kiri taman tertata makanan prasmanan dengan menu yang sangat menggugah selera. Tak jauh dari meja prasmanan, terdapat meja-meja untuk makanan ala carte, seperti kambing guling, empek-empek, bakso dan siomay. 

Dono celingak celinguk mencari pacarnya, namun yang ditunggu tak juga muncul, hingga musik pengiring dimainkan pertanda acara akan segera dimulai.

Acara dimulai dengan khusuk dan penuh keakraban. Calon mempelai pria datang bersama keluarga besarnya untuk meminang perempuan si pemilik rumah. Di belakang pria tersebut berbaris para perempuan yang membawa hadiah sebagai tanda pengikat antara perempuan itu dengan laki-laki tersebut.

Dono bersama teman-temannya menjadi salah satu yang ikut rombongan pihak laki-laki. Mereka berbaris di belakang para perempuan pembawa bingkisan. 

Hingga saat pemilik rumah itu keluar, Dono kaget bukan main. Beberapa kali ia mengucek-ngucek matanya, siapa tahu salah lihat. Namun, ternyata yang dilihatnya adalah benar pacarnya dengan gaun kebaya berwarna merah. Perempuan itu terlihat sangat cantik dan anggun sedang berdiri tegak sambil menerima beberapa hadiah dari sang pria. 

Dono seketika terhuyung ke belakang. Tubuhnya lemas, pandangannya kabur, ia seperti dejavu. Ahh, iya, Dono baru ingat, kalau penyebab ia tadi pagi pingsan sampai terbentur kepalanya, karena melihat pacarnya dilamar oleh temannya sendiri.

**

#ajangfakminjoeraganartikel2021

#Day-2

#lamaran

Editor: Indah Taufanny

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami