“Bersedia, siap, mulai!” perintah guru olahraga Desy.
Priit … Bunyi peluit ditiup.
Pagi ini adalah jadwal kelas olahraga. Dari semua mata pelajaran, Desy selalu lemah dalam pelajaran olahraga. Namun, tidak dengan teman sekelasnya,Andi. Dia adalah seorang bintang kelas, semua orang mengaguminya.
Hari ini lomba estafet, Desy memegang tongkat terakhir.
“Ayo-ayo!” riuh teman-temannya menyemangati. Tidak lama kemudian …
Bruk!
Ternyata Desy jatuh, hingga tidak sampai mencapai garis finish.
“Ya, kalah, deh,” gumam Desy.
Tanpa diduga datang seorang anak laki-laki mengulurkan tangannya.
“Ayo bangun,” kata Andi.
Dengan wajah memerah Desy meraih tangan Andi.
“Terima kasih,” ucap Desy.
Andi pun berlalu meninggalkan Desy tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Desy selalu mencurahkan isi hatinya kepadaku. Selain disimpan di rumah, dia selalu membawaku ke sekolah, seperti saat ini. Pakaianku berwarna ungu, kesayangannya.
Dear Diary.
Hari ini aku senang sekali, karena aku ditolong Andi. Aku kira dia orangnya dingin tapi ternyata tidak, tangannya sangat hangat. Duh senengnya!
Itu adalah tulisan Desy tadi pagi di salah satu lembar badanku.
Pelajaran olahraga berakhir, Desy dan teman-temannya mengganti pakaian di ruang khusus ganti wanita.
Desy dihampiri oleh temannya. “Wah selamat Des, kamu tadi ditolong Andi. Dia pujaan hatimu, kan?” goda Ina.
“Ah bisa aja kamu, aku juga kaget. Ternyata dia perhatian juga,” jawab Desy tak bisa menutupi kebahagiaannya.
Andi, walaupun dia pintar dan seorang bintang kelas, tetapi dia terkesan cuek terhadap teman-teman wanitanya seperti seseorang yang menjaga jarak.
Kalau diajak ngobrol pasti Andi menjawab seadanya tanpa berbelit-belit.
Setelah selesai mengganti baju, Desy dan Ina kembali masuk ke kelas, kebetulan Andi sudah duduk di bangkunya. Desy memperhatikannya, ternyata dia sedang membaca sebuah buku.
“Andi sedang membaca buku apa, ya?”tanya Desy kepada Ina.
“Enggak tahu, kamu tanya aja sendiri sana!” saran Ina.
Desy pun memberanikan diri untuk mendekati Andi dan menanyakannya. Andi menjawab bahwa dia sangat menyukai buku tentang musik.
Tenyata selain bintang kelas, Andi sangat lihai memainkan jari jemarinya di gitar kesayangannya.
Bertambah kekaguman Desy terhadapnya. Tanpa diduga, Andi mengajak Desy untuk bermain musik bersama. Kebetulan Desy pun juga suka menyanyi, jadi mereka akan berlatih bersama.
Dear Diary.
Pulang sekolah nanti, Andi akan ke rumahku untuk bermain musik bersama. Senangnya aku karena kita mempunyai hobi yang sama. Tambah suka aku kepadanya. Ternyata dia tidak secuek yang orang bilang. Semoga perasaanku ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Desy menutup lembaran badanku dengan segurat senyum di bibirnya, sambil berharap semoga bel sekolah segera berbunyi.
Editor: Fitri Junita
#ajangfikminjoeraganartikel