Joeragan artikel

Cara Meningkatkan Literasi Digital [Vincent Weinbeer/Pixabay.com]

Cara Meningkatkan Literasi Digital

Hai, Ladies! Tahu enggak, sih, kalau data terakhir dari UNESCO pada Januari 2022 menyatakan bahwa Indonesia berada dalam urutan nomor dua dari bawah tingkat dunia dalam urusan literasi. Artinya, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah dan dalam tahap memprihatinkan. Data jumlah persentasenya pun membuat kita mengelus dada. Bayangkan, hanya 0.001 persen. Artinya, dari 1000 orang, hanya 1 orang yang suka membaca. Miris, bukan? Apalagi, di era literasi digital seperti sekarang.

Banyak kesalahpahaman yang bermula hanya karena masyarakat tidak mau membaca secara tuntas. Hal ini tentu saja sangat membahayakan, apalagi dengan gempuran informasi di mana-mana. Semua media saling berlomba menghadirkan berita. Kita dituntut untuk bisa memilih dan memilah sehingga tidak menelan semua informasi begitu saja. Di sinilah pentingnya meningkatkan literasi digital.

Oke, Ladies, kita mulai dengan memahami konsep dasar literasi. Konsep yang beredar di masyarakat ternyata masih sering keliru atau kurang pas.

Menurut Najwa Shihab, literasi sebenarnya bukan hanya sebatas kemampuan mengeja dan membaca, tetapi juga kemampuan menalar dan memproses informasi. Masyarakat juga menganggap literasi cukup dengan belajar membaca. Padahal, seharusnya kita membaca untuk mempelajari sesuatu dan meningkatkan kemampuan lain yang lebih kompleks dengan tujuan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.

Selain itu, banyak anjuran untuk aktif membaca, tetapi tidak untuk menjadi pembaca yang aktif. Artinya, setelah membaca, kita seharusnya bisa menganalisa, memberi argumen, mempertanyakan, mengidentifikasi isu, hingga mengaplikasikan isi tulisan tadi pada kehidupan sehari-hari. Senang membaca juga sebenarnya bukan bawaan dari lahir, tetapi potensi yang bisa dikembangkan.

Ladies, dalam era literasi digital, kita dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan, dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara bijak, sehat, cerdas, cermat, tepat, dan taat hukum.

Dengan mengembangkan potensi membaca, kita akan terlatih untuk berpikir kritis dan memahami berbagai perspektif.

Kita harus bisa memilih dan memilah informasi yang berseliweran di dunia digital. Kemampuan inilah yang akan membuat masyarakat menjadi lebih kritis dan terhindar dari hoaks.

Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan kemampuan berliterasi digital? Berikut beberapa caranya.

1. Budayakan Membaca

Membaca di sini bukan hanya terbatas pada buku, ya, Ladies. Contoh sederhana sering kita jumpai dalam grup Whatsapp. Sebut saja grup wali murid sekolah. Pada setiap pengumuman, masih banyak anggota yang tidak bersedia membaca dengan teliti. Akibatnya, muncul pertanyaan berulang dari anggota grup. Padahal, semua jawaban sudah ada dalam pengumuman secara lengkap.

Hal yang demikian menunjukkan masih lemahnya kita dalam berliterasi, mau membaca dan memahami.

2. Kritis terhadap Informasi

Ladies, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindarkan kita dari berita yang tidak benar atau hoaks:

  • Hati-hati dengan Judul yang Provokatif (Click Bait)

Pembuat berita hoaks sering kali menyajikan judul yang bombastis , sensasional, dan provokatif. Sebaiknya, cari referensi berita serupa dari situs resmi. Lalu bandingkan isinya. Dengan demikian kita akan mendapat kesimpulan yang berimbang.

  • Perhatikan Alamat Situs Penyaji Berita

Makin kita cerdas berliterasi, kita akan makin bisa dan mengetahui mana situs berita yang abal-abal dan mana situs yang menyajikan berita sesuai fakta.

  • Periksa Fakta dan Keaslian Foto

Cari fakta dari situs resmi. Kita juga harus bisa membedakan antara fakta dan opini.  Fakta berisi peristiwa dengan kesaksian dan bukti, sedangkan opini merupakan pendapat penulis yang cenderung bersifat subjektif.

Dalam era digital, konten foto pun sering diselewengkan. Kita bisa memanfaatkan mesin pencari Google untuk memeriksa keasliannya.

Dengan makin cerdas berliterasi, kita akan bisa membawa manfaat yang besar dan sebanyak-banyaknya dari kebangkitan dunia literasi digital ini.

 

Editor: Haeriah Syamsuddin

#maratonmenulisartikel

#joeraganartikel

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami