Halo, Smart Ladies!
Anak adalah titipan dari Tuhan. Anugerah terindah yang akan melengkapi kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga. Tidak hanya membesarkan, tapi juga membersamai tumbuh kembang mereka. Ketika seorang perempuan telah memiliki anak, orientasi dan pola pikirnya akan berubah. Memiliki tanggung jawab untuk mendidiknya karena madrasah pertama bagi seorang anak adalah ibu.
Smart Ladies, agar mendidik anak menjadi mudah, sertakan Allah dalam mendidik anak karena dengan begitu hati akan terasa lapang dan ikhlas. Ikhlas mampu merubah sesuatu yang berat menjadi ringan, membuat perkara rumit menjadi sederhana. Ikhlas juga yang akan mengingatkan kita bahwa anak adalah ladang pahala dan investasi masa depan bagi para orang tua.
Kadang, dengan banyaknya tugas dan kewajiban yang diemban membuat Bunda lelah dan mengucapkan kata-kata yang membuat anak menjadi down, hilang kepercayaan diri, bahkan sedih. Percayalah, setelah mengucapkannya, timbul rasa penyesalan di hati Bunda.
Nah, Bunda, jangan sampai mengucapkan lima kalimat sederhana yang efeknya akan meruntuhkan hati si kecil.
Hindari Lima Kalimat Peruntuh Hati
1. “Cepat, dong! Nanti Bunda tinggal, ya!”
Bunda, yuk, ganti kalimat tersebut dengan kalimat yang mampu memotivasi anak. Misal, “Kakak bisa lari secepat harimau!”
2. “Yah, kamu minumnya tidak hati-hati. Tumpah semua susunya!”
Bunda sedang lelah, lalu tiba-tiba si kecil menumpahkan susu. Tarik nafas sejenak, lalu ucapkan kalimat yang secara tidak langsung mengajarinya untuk bertanggung jawab. “Kakak bisa tolong ambil kain lap dan membersihkan tumpahan susu? Yuk, Bunda bantu.”
3. “Berhenti menangis! Salahmu sendiri hingga kamu terjatuh!”
Kalimat ini, ibarat pepatah ‘sudah jatuh tertimpa tangga’. Anak merasakan double pain, jatuh karena sakit dan jatuh karena dimarahi. Bangkitkan rasa percaya diri anak, Bunda. “Anak hebat Bunda jatuh, ya. Tidak apa-apa. Yuk, Bunda bantu bersihkan lukanya.”
4. “Sudah pulang? Bagaimana sekolahnya? Ada PR? Dapat nilai berapa?”
Klise, tapi ini masih sering terjadi. Anak yang bahagia akan menceritakan apa yang terjadi di sekolah, mulai dari pelajaran yang didapat, hubungan pertemanannya, hingga bercerita tentang PR dan tugas dari sekolah. Biarkan anak memeluk Bunda terlebih dahulu saat pulang sekolah dan sambut dengan senyum kehangatan. Lalu Bunda bisa bertanya, “Ada cerita seru apa hari ini? Cerita sama Bunda, dong!”
5. “Bunda tahu yang terbaik untuk kamu!”
Kalimat singkat namun bisa mengekang anak dalam berekspresi. Percayalah, Bunda, meskipun mereka masih anak-anak, mereka sudah bisa memilih dan memiliki pilihan sendiri. “Kalau menurut kakak, lebih bagus model ini atau kakak punya pilihan sendiri?”
Nah, Bunda, semoga kita bisa mendidik dan menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita. Memohon kepada Allah agar diberi keluasan hati untuk terus belajar menjadi orang tua yang baik. Semoga bermanfaat, Bunda.