Joeragan artikel

Best Suprise

Sudah lama aku memendam rasa kepada Meyriska, ketua ekstrakurikuler musik di SMA kami. Saat kelas sepuluh, aku sekelas dengan gadis berkulit bening dan berambut panjang itu. Namun, karena mengambil jurusan IPA, kami tidak sekelas lagi.

Sebenarnya, aku lebih dulu mengenal Meyrose, kembaran gadis yang kini mengambil jurusan bahasa itu. Kami sering berlatih karate bersama sejak SMP. Meyriska dan Meyrose mempunyai kepribadian yang jauh berbeda walau wajah mereka kembar identik dan sulit untuk dibedakan.

Meyrose adalah gadis tomboi yang menyukai olah raga. Selain sudah mencapai level sabuk hitam di karate dan sering melatih para junior bersamaku, gadis itu juga pandai berkuda dan berenang. Lain halnya dengan Meyriska yang lebih feminim, pintar bermain piano, menciptakan lagu, dan bernyanyi. Dengan suara khas dan merdu, membuatnya sering memenangkan kompetisi bernyanyi antar sekolah. Penghargaan yang banyak diraihnya membuat siswa-siswi ekskul musik mengangkat gadis itu sebagai ketua.

Nama mereka yang diawali dengan kata Mey, membuatku yakin bahwa mereka lahir di bulan Mei. Sebulan sebelumnya, aku sudah memikirkan kejutan ulang tahun untuk Meyriska dan berencana menyatakan perasaan serta menjadikannya pacarku.

Di akhir bulan April, saat melatih karate bersama Meyrose, aku sengaja menanyakan tanggal lahirnya.

“Gue lahir tanggal 4 Mei. Kenapa emang, Novan? Lo mau ngasih kado pas ultah gue? Atau jangan-jangan lo mau naburin terigu dan telur ke kepala gue. Mendingan enggak usah kalau itu. Mubazir!” ucap Meyrose, sambil mengencangkan sabuk hitamnya.

“Ish, jangan kepedean lo!” timpal gue seraya meregangkan otot untuk pemanasan.

Satu hari sebelum hari ulang tahun Meyriska, aku sengaja meminta bantuan anak-anak ekskul musik untuk membuat pesta kejutan. Tentunya dengan sogokan pizza agar mereka dengan senang hati membantu. Kami meniup banyak balon dan menghias ruang ekskul musik semeriah mungkin. Cantika, sahabat Meyriska sengaja kusuruh mengajak sahabatnya untuk ke salon agar sepulang sekolah nanti sang ketua tidak masuk ke ruang musik dan memergoki kami tengah menghias tempat itu.

Saat jam istirahat, aku dan anak-anak ekskul musik sudah bersiap di tempat masing-masing untuk mengejutkan Meyriska. Sementara itu, Cantika bertugas memancing sahabatnya masuk ke tempat kejutan. Aku yakin sekali ini akan jadi best surprise di ulang tahunnya yang ketujuh belas.

Ketika Meyriska masuk ruang musik, kami semua berteriak, “Kejutan!”

Meyriska sempat bengong, kemudian di detik berikutnya dia malah tertawa. Kami akhirnya saling berpandangan. Kupikir dia akan sangat senang, tersentuh, merespon kejutan ini dengan mata berbinar-binar dan senyum manis yang ditujukan kepadaku, sang penggagas kejutan.

“Sekarang bukan hari ulang tahunku, Novan,” ucap Meyriska setelah tawanya mereda.

Aku mengepalkan tangan kesal. Dasar Meyrose! Bisa-bisanya dia berbohong, batinku.

“Ini hari ulang tahun Kak Meyrose,” sambung Meyriska.

“Tapi … bukannya kalian lahir cuma beda sejam?” tanyaku.

“Iya, Van. Kak Meyrose lahir jam setengah dua belas malam, sementara aku lahir jam setengah satu,” terang Meyriska.

Masa bodoh jika ulang tahun Meyriska masih besok, aku langsung menembaknya setelah dia memotong kue. Kuberikan hadiah serta mengatakan isi hati ini kepadanya. Namun, bukannya balasan cinta, Meyriska malah meminta maaf tidak bisa menerima perasaan ini karena dia berhasil mendapatkan beasiswa sekolah tinggi seni di luar negeri.

Indramayu, 16 Juli 2021
Penulis : Nita Yunsa

#ajangfikminJoeraganArtikel2021
#Day9
#TemaUlangTahun

Editor : Rizky Amallia Eshi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami