Hari ini pada jam istirahat, Susi akan membeli koper ukuran sedang untuk dibawanya ke Bali.
Rekan-rekannya di kantor pasti mengira itu untuk persiapan bulan madu. Mereka telah mendapat notifikasi kalau Susi akan menikah dan cuti selama satu minggu.
Undangan di tempel di dinding, semua boleh datang, tidak ada undangan spesial buat siapa pun di kantor, bahkan Anita, sahabatnya.
“Cie, yang mau bulan madu, nggak sabar banget kayaknya, udah beli koper aja nih,“ goda Anita pada sahabatnya.
Wajah Susi memerah, tidak menyangka ucapan Anita bisa membuatnya merasa malu. Atau mungkin dia marah karena sebagai sahabat, Anita seolah tidak mengerti kegalauan hatinya.
Saat Susi menceritakan kalau dirinya dijodohkan, Anita malah menasihatinya.
“Temui dulu aja si Andi ini, kalau kamu nggak suka, bilang terus terang, siapa tahu bisa ada jalan keluar.“
Nasihat inilah yang memberinya ide untuk membatalkan pernikahan.
Rencana ini, sudah dibicarakan Susi pada Andi, sejak pertunangan mereka.
Ya, Susi dan Andi yang sama-sama menolak perjodohan ini, sepakat membatalkan pernikahan mereka.
Kamu yakin dengan keputusan ini?“ tanya Andi pada Susi
“Yakin, Mas,“ jawab Susi mantap.
Untuk pertama kalinya Susi yakin akan keputusan yang diambilnya.
“Kamu siap dengan segala konsekuensi yang ada?“ tanya Andi lagi.
“Sepertinya, justru kamu yang tidak yakin, Mas,“ desah Susi hampir tak terdengar. Matanya menatap Andi dengan tajam, seolah menuduh Andi melanggar janji.
“Tentu saja aku yakin, tapi aku tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari,“ lanjut Andi. Matanya menatap Susi lebih tajam.
Susi yakin ini keputusan yang tepat, setelah cintanya kandas beberapa kali karena tidak mendapat restu dari orang tuanya.
Kali ini Susi memutuskan untuk membatalkan pernikahan yang diatur oleh orang tuanya.
Perjodohan ini memang sempat di tolak oleh Andi, tapi setelah melihat Susi, dia berubah pikiran.
Apa daya, Susi tetap berkeras akan membatalkan pernikahan.
Mereka melaksanakan pertunangan seperti keinginan orang tua mereka.
Akan tetapi, rencana Susi sudah mantap. Hari H nanti, dia sudah berada di pulau Bali, menikmati pantai tanpa ada yang mengetahui keberadaannya.