Hai, Ladies!
Perempuan Sagitarius kelahiran Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Vina Mulyadi, seorang entrepreneur ini seolah telah menghapus kata “Menyerah” dalam kamus kehidupannya. Alih-alih menyerah, Vina selalu memilih bangkit dari kegagalan-kegagalan yang pernah dialaminya. Memang telah menjadi ciri khas seorang pengusaha sukses untuk selalu optimis dalam segala keadaan.
Vina mendapatkan panggilan dari orang tuanya untuk kembali dari perantauan, setelah kurang lebih delapan tahun menjadi seorang karyawati di salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Tengah. Kondisi kedua orang tua yang sudah sepuh membuatnya tidak bisa jauh dengan mereka. Menjadi sebuah kewajiban bagi satu-satunya anak yang belum menikah saat itu untuk menjaga dan merawat orang tuanya karena saudara-saudara kandungnya telah lebih dahulu berkeluarga.
Mengawali usahanya, Vina lantas memutuskan membuka usaha travel di rumahnya dengan modal hasil tabungannya selama bekerja di perusahaan sawit. Satu tahun pertama, usaha travelnya berhasil mendatangkan banyak pelanggan. Namun, karena saat itu masih belum memiliki banyak pengalaman berbisnis dan begitu mudahnya menaruh kepercayaan kepada orang lain, Vina mengalami kebangkrutan yang membuatnya memutuskan untuk menutup usahanya.
Semangat Vina tidak padam. Kebangkrutan hanyalah satu kegagalan yang harus dilaluinya sebagai sebuah pelajaran berharga. Vina kemudian bangkit dan berusaha lagi. Usaha keduanya adalah menjadi seorang guru privat di salah satu lembaga pendidikan di daerahnya. Sayangnya, profesinya harus berhenti ketika lembaga tempatnya bekerja harus ditutup akibat terdampak pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan besar bagi setiap orang di dunia dalam mempertahankan kesehatan finansial. Sebagai seorang survival, Vina kemudian mencoba terjun ke dunia bisnis kuliner. Selain itu, menjadi dropshipper sebuah produk kesehatan pun ia lakukan. Awalnya, Vina menjual aneka menu sarapan. Dari hasil penjualannya, Vina pun bisa mendirikan sebuah warung makan kecil. Usahanya berkembang dari yang awalnya hanya menjual menu sarapan di pagi hari, lalu mulai menjual beragam menu makan siang.
Pemerintah menerapkan Program Pembatasan Berskala Besar (PSBB) yang menjadi hambatan bagi usaha Vina. Vina pun memutar otak agar usahanya tetap berjalan di saat PSBB. Sebuah metode penjualan online by order berhasil mengembangkan usahanya. Selain makanan, Vina sekarang bisa menjual produk lain seperti sembako juga pakaian secara daring.
Cobaan tidak berhenti. Sebuah bencana yang baru-baru ini terjadi, banjir melanda Kalimantan Selatan. Bencana besar yang terjadi di awal tahun 2021, telah menjadi duka nasional. Vina sebagai salah satu penduduk Kalimantan Selatan juga merasakan dampak dari banjir tersebut. Meskipun rumah tempat tinggal bersama orang tuanya aman, tetapi warungnya ditelan air dan semua barang dagangan habis tak bersisa.
โDari berdagang, banyak hal baru saya temui. Selain menambah teman, menambah ilmu juga. Karena bertemu dengan pelbagai macam sifat dan perilaku manusia, saya juga diajarkan untuk lebih bersabar, ikhlas, dan santuy karena harus ramah dan selalu tersenyum menghadapi pembeli.
Saya juga jadi belajar untuk lebih bisa bergaul karena saya tipe anak rumahan banget. Terbiasa bekerja on schedule, disiplin, weekend di rumah, jadi ketika berdagang banyak waktu yang harus fleksibel.
Kalau berdagang dan dropship, sih, ada masa-masanya rame terutama saat tanggal-tanggal muda. Tanggal gajian atau momen-momen ketika lagi rame bulan-bulan hajatan pernikahan, acara-acara kantor, menuju akhir tahun, dan sebagainya.
Karena saya sejak puncak PSBB jualan by order, risiko basi enggak ada. Stok barang sembako, โkan, ada expired-nya, dan saya dengan sales barang sistem beli-putus, tidak ada utang. Saya pun order sesuai barang yang habis saja untuk stok,โ ujar Vina menjelaskan.
Saat ini Vina sedang menggeluti bidang baru sebagai seorang freelance writer. Perjuangan Vina Mulyadi sungguh luar biasa dan patut kita contoh, ya, Ladies ๐