Joeragan artikel

Anak Tidak Betah di Pondok Pesantren? Lakukan 5 Tips Jitu Di Bawah Ini [suaramuslim.com]

Anak Tidak Betah di Pondok Pesantren? Lakukan 5 Tips Jitu Di Bawah Ini

Hai, Smart Ladies! Menyekolahkan anak di pondok pesantren adalah jalan yang dipilih oleh sebagian keluarga muslim di Indonesia sebab sebagai orang tua tentu saja menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anak.

Bukan berarti sekolah reguler yang tidak menerapkan sistem boarding school memiliki kualitas yang buruk. Akan tetapi, selain faktor mutu pendidikan, pengaruh pergaulan bebas juga menjadi pertimbangan berat orang tua untuk melepaskan anak-anaknya.

Dunia luar bagaikan hutan belantara versi milenia. Ada jutaan jalan menyesatkan di dalamnya. Godaan kesenangan, dan kemaksiatan yang berkamuflase menjadi predikat anak gaul, keren, berkasih sayang, dan persahabatan.

Sementara Ladies tidak mungkin mengawasi tindak tanduk buah hati di luar rumah pastinya. Oleh karena itu, memasukkan buah hati ke pondok pesantren merupakan solusi terbaik. Selain pergaulan yang terjaga, pondok pesantren adalah tempat untuk membekali diri dengan ilmu dunia akhirat.

Siapa, sih, Smart Ladies yang tidak mau memiliki anak cerdas, saleh, kreatif, dan berbakti? Namun, sayangnya kehidupan di pondok pesantren sering kali terasa berat. Santri dituntut beradaptasi, mandiri, menghapal pagi-pagi, hingga belajar tanpa henti. Hati Ladies pun akan ikut teriris saat suara buah hati di ujung telepon merengek menangis.

Bingung Ananda Santri minta pulang? Ladies harus lakukan hal-hal berikut agar mujahid tercinta betah berjuang.

1. Ajak Anak Memilih Pesantren yang Tepat

Ladies, jangan memutuskan memilih pondok pesantren sendiri, ya. Sebab, anak yang akan menjalani kehidupan di sana. Libatkan mereka dalam memilih pondok pesantren. Biarkan mereka mengenal dan merasa nyaman sebelum meleburkan diri di dalamnya.

2. Enam Bulan Menjadi Santri

Baru dua bulan mondok minta pulang? Ini adalah masalah yang dihadapi oleh sebagian besar orang tua.

Katakan pada Ananda, Ladies meminta mereka untuk mencoba selama enam bulan saja. Jika anak masih tidak betah, boleh mengajukan untuk pindah.

Setelah enam bulan, Ananda akan menagih janji pindah. Maka Ladies kembali meminta mereka untuk mencoba enam bulan lagi.

Jika kemarin mampu bertahan selama enam bulan, akan lebih mudah untuk mencoba enam bulan lagi. Begitu seterusnya.

Tanpa terasa, hitungan enam bulan sudah berjalan enam kali, maka selesailah tiga tahun masa pendidikan.

Trik ini ampuh, sebab pikiran Ananda tidak fokus waktu tiga tahun yang terasa lebih lama dari pada enam bulan sebanyak enam kali.

3. Dengarkan Ceritanya

Biasanya santri akan mendapatkan kesempatan untuk menelepon keluarga.

Gunakan kesempatan itu untuk mendengarkan cerita Ananda. Keseruannya, perasaan sedihnya, atau bahkan kenakalannya.

Sesekali melanggar aturan tidak masalah, misalnya kabur. Biarkan itu menjadi selingan di tengah padatnya tuntutan belajar.

4. Hadirkan Masakan Ladies untuk Menemani Perjuangannya

Menjadi santri itu berat. Sementara bahu Ladies, tempat Ananda bersandar tidak berada dalam satu tempat.

Alih-alih mengirimkan uang jajan berlebihan. Masakan Ladies akan terasa seperti pelukan hangat seorang Ibu.

Rendang kering, kentang mustofa, sambal rumahan, adalah pilihan menu tahan lama untuk menemani Ananda.

5. Doa Orang Tua Menguatkan Perjuangan Ananda

Segala daya dan upaya yang Ladies dan Ananda lakukan, tetapi Tuhanlah yang memiliki keputusan.

Orang tua harus mengiringi perjuangan Ananda dengan doa.
Minta kepada Allah SWT untuk meneguhkan tekad Ananda dan memampukan Ladies dalam mendampingi setiap langkah juangnya.

Itulah Ladies, kelima tips yang bisa dicoba. Kuatkan hati demi masa depan ananda yang lebih terjaga, ya. Jadilah orang tua yang tangguh dalam mengiringi langkah perjuangannya.

 

Editor: Purwani Wijayanti

#maratonmenulisartikel

#joeraganartikel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami