Joeragan artikel

Akulah yang Dicintainya

 

476 kata

By. Eulis Eva Kurniasari

Geovano, seorang laki-laki tampan walaupun agak pendiam. Banyak orang yang simpati kepadanya.
Tidak bagi Hanum.
Minggu ini, di kelas terjadi perubahan tempat duduk siswa. Seluruh siswa – siswi mulai menduduki bangkunya.

“Oh, my God. Ternyata dia duduk di sampingku.”

Hujan deras di waktu jam istirahat. Seluruh siswa di kelas itu tidak ada yang keluar.

“Hai, Vano. Kenapa kau memperhatikan aku terus? Apakah kecantikanku membuatmu terpesona?” sapa Hanum dengan candaannya.

“Cieee , ada yang mulai akrab, nih,” goda salah satu temannya.

Jam pulang tiba. Seluruh siswa bersiap untuk pulang.

Gina, sahabatnya, selalu menggoda Hanum.

“Andaikan, Vano menyatakan cintanya kepadamu, apakah kau mau merimanya?”.

“Gak mungkinlah, orang pendiam itu mana berani menyatakan cintanya padaku. Diajak ngobrol saja, sikapnya bagaikan Puteri malu.”

“Andaikan ia berani menyatakannya, apakah kamu mau menerimanya?”

“Maulah kalau dia berani, ha ha ha. Karena aku yakin dia enggak akan pernah melakukannya.”

Dibalik diamnya Vano, tersimpan rasa suka kepada Hanum. Walaupun Hanum enggak menyadarinya.

Vano memberanikan diri menyatakan perasaannya melalui sepucuk surat, yang disampaikan kepada Gina.

“Hanum, aku akan menagih janjimu dan kamu wajib menepatinya.”

“Apa maksudmu, Gin?”

Gina langsung mengeluarkan sepucuk surat dari Vano.

Saat membacanya, ia tahu ternyata Vano menyatakan isi hatinya.

Sontak membuat Hanum tak mampu berkata. Ia,tidak menyukai Vano. Akibat ucapannya sendiri, ia harus menerima orang yang tidak dicintainya.

Vano sudah lama menanti jawaban dari Hanum. Akhirnya Hanum membalas isi surat itu dan ia menerima cinta Vano.
Bahagia rasa hati Vano saat tahu Hanum menerima dirinya.

Kini, Hanum mulai mencintai Vano.

Ternyata banyak adik kelas yang menyukai Vano. Bahkan ada salah satunya yang ingin meretakkan hubungan antara Hanum dan Vano. Dengan berbagai cara ia meracuni pikiran Vano agar membenci Hanum.

“Aku mendapatkan sepucuk surat ini, apakah benar Num?” ucap Vano dengan nada sedih.

“Apa maksudmu, Van?”

“Bacalah surat ini olehmu!”

Tak lama Hanum segera membaca surat tersebut.

Van, apakah kau tahu, jikalau Hanum tak pernah mencintaimu? Aku lebih mencintaimu. Putuskan Hanum.

“Van, memang benar aku tidak pernah mencintaimu. Tetapi itu dulu. Sekarang aku mulai mencintaimu.”

“Terimakasih, Num. Aku bahagia mendengarnya.โ€

“Iya, sama-sama. Apakah kau mengetahui siapa nama pengirimnya?”

“Aku tidak tahu, Num.”

Hanum memperhatikan tulisan tangan surat tersebut.

“Aku tahu ini tulisan siapa. Orang ini selalu menulis surat untukku. Dia bilang sangat mengagumiku dan ingin aku menjadi kakaknya.”

“Siapa, Num?”

“Kamu kenal Handa?”

“Ya, aku kenal. Bahkan aku tahu dari sahabatnya, kalau dia menyukaiku. Tapi cintaku hanya untukmu, Hanum.”

“Ya, terimakasih, Van.”

Semenjak itu mulai terjadi persaingan cinta antara Hanum dan Handa.

Kepribadian, sikap, prestasi yang dimiliki Hanum dan cinta Hanum telah terpatri di hati Vano.
Hanum yang dicintai oleh Vano, tetap memperlihatkan sikap ramahnya kepada Handa. Vano pun tetap mencurahkan perhatiannya kepada Hanum.

Walaupun semua itu sangat menyakitkan hati Handa. Sayang sekali cinta Handa bertepuk sebelah tangan. Segala cara yang dilakukan olehnya untuk memisahkan keduanya, sia – sia.

โ€œMaafkan aku, Handa, kami saling mencintai. Semoga kamu mendapatkan lelaki yang terbaik.” gumamnya di dalam hati.

#ajangfikminJoeraganArtikel2021
#Day3
#8Juli2021

#persaingan

Editor : Dian Hendrawan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami