By. Eulis Eva Kurniasari
(437 kata)
Pak Supri akan menghadapi masa pensiun. Ia ingin menikmati masa tua di kampung halaman bersama istri dan kedua cucunya. Anak dan menantunya sudah lama meninggal dunia karena kecelakaan. Hanya kedua cucunya yang selamat dari kejadian tragis itu.
Di kampung halaman Pak Supri terdapat rumah peninggalan kedua orang tuanya. Rumah itu cukup luas, tetapi sudah puluhan tahun tidak dihuni. Sebelum memutuskan pindah rumah, ia ingin mengajak istri dan kedua cucunya berlibur di sana.
“Bu, minggu depan kita pergi ke desa Giri Rahayu, ya. Aku ingin mengajak anak-anak berlibur.”
“Baiklah, Pak.”
“Dika, Dina! Kemarilah, Nak!”
“Iya, Kek!”
Kedua remaja itu segera menghampiri kakeknya.
“Minggu depan bersiaplah untuk pergi ke desa kita.”
“Serius, Kek?”
“Asyik, kita akan liburan!” teriak kedua anak itu dengan gembira.
Pak Supri dan Ibu Sari tersenyum melihat tingkah laku kedua cucunya.
Tibalah waktu yang telah ditentukan. Pak Supri sekeluarga pergi berlibur ke kampung halamannya. Perjalanannya memakan waktu sekitar lima jam. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
“Kek, rumahnya sepi amat, sih?”ucap Dina sambil memegang tangan kakeknya.
“Dasar penakut”, goda Dika.
“Ih, Kakak.”
Pak Supri dan Ibu Sari tertegun melihat rumah yang tampak bersih sekali, tetapi terasa sepi.
Melihat kedatangan Pak Supri, Mang Dadang, orang yang bertugas membersihkan dan merawat rumah tua itu, segera menghampirinya.
“Bagaimana kabarnya, Pak, Bu?”
“Alhamdulillah, Mang, kami sekeluarga sehat.”
“Euleuh, eta si Aden sareng si Eneng, geningan tos arageung.”
“Iya, Mang. Mereka sudah tumbuh dewasa.”
Dina ketakutan saat melihat rumah yang akan mereka masuki. Pintu rumah sudah dibuka kuncinya oleh Mang Dadang. Mang Dadang segera ke dapur untuk mempersiapkan minuman penghangat bagi juragannya.
“Kakak, aku takut. Lihatlah foto dalam figura itu!”
“Tenanglah, Din. Tidak ada apa pun di foto itu.”
Sejenak mereka istirahat, sambil menikmati hangatnya minuman jahe buatan Mang Dadang.
Hari pun mulai larut. Mereka segera memasuki kamar masing-masing. Pak Supri dan Ibu Sari terlelap tidur. Begitu pula Dika. Ia sangat lelah karena mengemudi mobil yang mereka tumpangi. Sedangkan Dina tidak bisa tidur. Ia merasakan ketakutan yang luar biasa.
“Di dalam kamar saja sudah menakutkan, apalagi di luar,” gumamnya.
Terbayang olehnya foto di dalam pigura tadi.
“Dina… Dina….”
Terdengar suara lembut memanggil namanya. Keringat dingin mulai keluar dari tubuh Dina. Ia ingin menjerit dan ingin membangunkan semuanya. Namun, entah mengapa suaranya mendadak hilang.
”Dina… Dina….”
Terdengar suara lembut itu memanggilnya kembali.
Dina menjerit histeris sambil menangis sehingga membangunkan seluruh penghuni rumah. Semua menuju ke kamar Dina. Ibu Sari segera memeluk cucunya yang sangat ketakutan.
“Mengapa kau menangis, Cucuku sayang?”
“Nenek, Kakek, aku tidak mau tidur sendiri. Aku ingin pulang. Aku tidak mau berlibur di sini,” ucap Dina sambil menangis tersedu-sedu.
Ternyata banyak kejadian aneh di rumah itu yang dirasakan semua orang.
Bandung Barat, 15 Juli 2021
#FikminJoeraganArtikel2021
#Day8
#Genre: Honor
#Tema: Rumah Tua
Editor : Rizky Amallia Eshi