Jakarta, 06 Juli 2021.
Namaku Rara. Perempuan lajang yang lahir di kota Jakarta tiga puluh empat tahun yang lalu. Banyak orang mengira aku masih anak-anak dan tak dewasa. Namun, meskipun tubuhku mungil, pemikiranku tidaklah kerdil.
Seminggu yang lalu, kontak WA-ku diblokir oleh seorang lelaki. Hal itu terjadi karena aku menjelaskan semua perasaanku padanya. Aku merasa hancur, kecewa dan cemburu karena melihat foto seorang wanita terpampang di story WA-nya.
Aku berpikir semalaman, mengapa dia begitu tega padaku? Mengapa dia harus berbohong? Apa salah diriku? Apa kurang diriku? Aku sudah dicampakkan dan ditolaknya.
Namun aku merasa penjelasanku tak cukup memojokkannya dan tak menghukumnya. Malah, dia yang merasa aku telah menahan jalannya. Aku memang marah padanya, karena dia telah mendiamkan aku selama setahun ini.
Lelaki itu bernama Nunuy. Usianya tiga puluh enam tahun. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Kulitnya sawo matang, dengan setitik tahi lalat di hidungnya. Dia seorang yang pendiam dan tak terlalu pandai berbicara.
“Nuy, lagi apa?” tanyaku.
“Lagi pegang ponsel”, jawabnya.
Firasatku aneh, ketika itu. Selalu ada yang mengganjal pada jawabannya. Nunuy seperti menyimpan rahasia.
Perasaan aneh ini kusimpan sejak dua minggu yang lalu. Aku merasa gelisah dan bersedih, seperti akan ada suatu hal yang akan terjadi, tetapi selalu saja kutepis. Aku menanyainya, ia tak pernah membalas. Aku begitu khawatir. Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku diam saja. Aku mencoba untuk melepas khawatir itu dengan menonton film dan hiburan lainnya. Di malam harinya, aku masih saja khawatir tentangnya, maklum, dia adalah seorang perawat Rumah Sakit. Di tahun 2021 ini, banyak kejadian, orang meninggal karena penyakit Covid 19.
Kucoba untuk menenangkan diri sejenak dan berpikir. Berusaha meyakinkan diriku, bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Suatu malam, ketika sedang tidur, tiba-tiba aku terbangun karena mimpi buruk. Aku merasa seperti ditembak oleh seseorang tak kasat mata, hanya cahaya kecil yang kulihat. Dan cahaya itu melesat tepat ke dadaku. Terdengar suara yang cukup kencang ketika cahaya itu menghujam dadaku.
Ddeeuuupppppbb …
Aku terbangun karena kaget, tetapi segera tertidur lagi. Aku tidak risau karena merasa ada yang melindungi.
Esok paginya, aku bangun dan berdoa, Yaa Allah, jauhkanlah hamba dari orang-orang yang ingin menzalimi, jauhkan hamba dari laki-laki zalim.
Aku tidak tahu siapa yang zalim padaku, hanya saja tembakan itu seperti nyata. Aku tidak takut hal itu, aku punya Allah. Sebenarnya aku semakin khawatir, namun aku mencoba untuk tenang. Aku tidak tahu perbuatan siapa ini. Tugasku saat ini adalah berdoa memohon perlindungan kepada Allah. Jika benar adanya, maka itu urusannya dengan Allah.
#ajangfikminjoeraganartikel2021
#Day1
#bebas
Editor : Dina Ananti