Joeragan artikel

7 Sikap Istri dalam Mendampingi Suami yang Mengalami PHK  

Hai, Smart Ladies!

Salah satu kewajiban seorang suami adalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Melakukan pekerjaan apa pun tidak masalah, asalkan halal. Bisa memberikan penghasilan tetap kepada istri setiap bulan tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang suami.

Pandemi COVID-19 membuat kehidupan mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Hampir semua kehidupan terdampak, terutama ekonomi. Banyak orang kehilangan pekerjaan. Banyak karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Jika karyawan tersebut adalah seorang kepala rumah tangga, hal itu jelas menjadi pukulan berat. Bagaimana ia harus membayar biaya pendidikan anak-anak, cicilan bulanan, dan kelangsungan hidup sehari-hari, sedangkan sang istri adalah ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan?

Ladies, seorang suami yang mengalami PHK kemungkinan besar akan mengalami stres, tetapi apakah kita sebagai istri juga sama? Tentu hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, bukan? Lalu, bagaimana sebaiknya seorang istri bersikap? Yuk, kita simak beberapa tips di bawah ini:

1.Tetap Tenang

Ladies harus bisa bersikap santai, sabar, dan tegar. Terimalah keadaan ini dengan ikhlas dan lapang dada. Sampaikan kepada suami bahwa PHK ini hanya badai kecil yang pasti segera berlalu atau ibarat hujan sekejap dan setelahnya akan muncul pelangi. Dengan begini, suami  akan cepat memulihkan kondisi batinnya yang sedang kalut.

2. Menyampaikan kepada Anak-Anak

Jangan ragu untuk memberitahukan kabar yang kurang baik ini kepada anak-anak. Sampaikan apa adanya, minta mereka untuk memahami dan menahan diri untuk tidak merajuk minta sesuatu yang belum terlalu perlu. Libatkan anak-anak yang sudah remaja untuk menentukan langkah yang perlu diambil dalam situasi ini. Ajak seluruh anggota keluarga yang sudah cukup dewasa untuk bersama-sama menentukan sikap dalam menjalani masa depan.

3. Mempertahankan Komunikasi yang Baik

Seorang suami yang terkena PHK biasanya akan merasa kehilangan harga diri sehingga muncul rasa malu dan mudah tersinggung. Apabila suami sedang berpendapat, sebaiknya istri mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan. Memberi respons yang menyenangkan adalah langkah yang tepat. Sampaikan pendapat dengan bijaksana. Hindari perdebatan karena hal itu akan sangat menyakiti hati suami.

4. Jangan Sungkan Meminta Bantuan

Bantuan dalam hal ini bukan berupa uang, melainkan informasi pekerjaan atau nasihat tentang alternatif usaha baru dari teman yang kompeten di bidang ini. Dengan kata lain, jangan malu untuk berterus terang bahwa suami kita mengalami PHK.

5. Mengevaluasi Harta yang Dimiliki

Cobalah untuk memeriksa barang-barang yang dimiliki. Jika ada yang ternyata tidak dibutuhkan, jangan ragu untuk menjualnya. Uang hasil penjualan ditambah pesangon (kalau ada) bisa dipakai sebagai modal usaha. Dibutuhkan diskusi matang untuk menentukan usaha yang akan dijalankan. Libatkan anak-anak atau bila perlu, mintalah pendapat dari keluarga besar.

6. Melakukan Kegiatan Bersama

Mungkin inilah saatnya suami, istri, dan anak-anak melakukan kegiatan secara bersama-sama. Lakukan hal yang sebelumnya tidak pernah atau jarang dilakukan karena suami sibuk bekerja, misalnya berkebun, lari pagi, jalan sehat, bersepeda, kerja bakti membersihkan rumah, atau apa pun. Mengalihkan pikiran dengan kegiatan bersama  sangat bermanfaat untuk menenangkan pikiran yang sedang kalut.

7. PHK Bukan Akhir Segalanya

Ladies, siapa pun yang mengalami PHK pasti merasakan kesedihan, kekecewaan, kecemasan, dan ketakutan. Sebagai istri, kita harus selalu memberi semangat dan pengertian bahwa PHK bukan akhir dari segalanya. Bahkan, PHK justru bisa menjadi awal munculnya ide baru untuk memulai usaha rumahan yang akan membawa kesuksesan di masa mendatang. Sikap optimis sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.

 

Tuhan selalu punya skenario hidup yang luar biasa. Bahkan kita pun sebagai umat-Nya tidak akan pernah bisa menebaknya. Pasti akan ada hikmah setelah PHK. Asalkan suami, istri, juga anak-anak selalu kompak, semangat, dan tidak pernah putus asa, niscaya akan ada pengganti pekerjaan yang jauh lebih baik. Tetap semangat, ya, Ladies! Kalian tidak sendiri.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami