Halo, Smart Ladies!
Menyusun sebuah naskah penting yang menjadi tonggak sejarah bangsa tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi, menyusun naskah proklamasi yang merupakan pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Artikel ini mengulas tujuh fakta penting seputar naskah proklamasi yang dibaca pada tanggal 17 Agustus 1945.
1. Dirumuskan di Rumah Seorang Perwira Jepang
Setelah berhasil meyakinkan Sukarni dan kawan-kawan, Achmad Soebardjo menjemput Soekarno dan Hatta dari Rengasdengklok. Dia membawa kedua tokoh tersebut ke rumah seorang perwira Jepang bernama Laksamana Maeda di Jakarta.
Rumah tersebut terlindungi dari Angkatan Darat Jepang. Achmad Soebardjo berpikir Soekarno dan Hatta tetap aman di sana. Di rumah inilah, naskah proklamasi disusun. Inilah fakta penting pertama seputar naskah proklamasi.
2. Diketik dengan Mesin Ketik Pinjaman
Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi menggunakan mesin ketik buatan Jerman. Saat itu, mesin ketik yang ada di rumah Laksamana Maeda memakai keyboard berhuruf kanji. Sekretaris urusan rumah tangga di rumah tersebut berinisiatif meminjam mesin ketik kepada Kolonel Kandeler, Komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine).
3. Dirumuskan oleh Golongan Tua, Disaksikan oleh Golongan Muda
Ladies, fakta penting lainnya seputar naskah proklamasi adalah perumusnya. Ada tiga tokoh yang merumuskan naskah proklamasi, yaitu Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Soekarno menyusun konsepnya di atas secarik kertas, lalu Hatta dan Achmad Soebardjo memberikan masukan secara lisan.
Proses penyusunan naskah proklamasi disaksikan Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah dari golongan muda. Pihak Jepang juga ada yang menyaksikan, yaitu S. Miyoshi dan S. Nishijima. Setelah melalui beberapa perubahan, naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.
4. Beberapa Kata Diubah
Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi dengan beberapa perubahan, yaitu “tempoh” menjadi “tempo”; “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “Atas nama Bangsa Indonesia”. Dia juga menambahkan frasa “Soekarno/Hatta” dan mengubah frasa “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05″.
5. Sempat Masuk Tempat Sampah
Ladies, setelah diketik dan menjadi teks proklamasi autentik, naskah tulisan tangan Soekarno ternyata sempat dibuang ke tempat sampah. Namun, B.M. Diah mengambil dan menyimpannya sebagai dokumen pribadi. Pada tahun 1995, Diah menyerahkan naskah tersebut kepada Presiden Soeharto.
6. Hanya Ada Tiga Foto Dokumentasi
Dokumentasi pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata hanya berupa tiga foto. Foto-foto tersebut diabadikan oleh seorang wartawan foto bernama Frans Soemarto Mendur.
Jusuf Ronodipuro, salah satu pendiri RRI, menyarankan untuk merekam suara asli Soekarno yang membacakan teks proklamasi. Awalnya, Soekarno menolak. Namun, perekaman akhirnya dapat dilakukan pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI). Apakah Ladies tahu fakta penting seputar naskah proklamasi ini?
7. Pers Berperan Besar
Peran pekerja pers menyebarkan peristiwa proklamasi sangat besar. Syahrudin, Adam Malik, M.Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto adalah sebagian wartawan yang berperan besar dalam menyebarkan teks proklamasi.
Soeara Asia di Surabaya dan Tjahaya di Bandung menjadi surat kabar tanah air yang pertama memberitakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian, hampir seluruh harian di Jawa menyusul memberitakannya pada tanggal 20 Agustus 1945.
Para wartawan juga berhasil menyiarkan berita proklamasi melalui Kantor Berita Domei (sekarang Antara) dan Radio Republik Indonesia (RRI).
Ladies, semoga tujuh fakta penting seputar naskah proklamasi di atas bisa menambah rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang Allah berikan.
Editor: Haeriah Syamsuddin
#tantangan10harimenulisartikel
#joeragan-artikel