Hai, Smart Ladies!
Merawat dan mendidik anak, terutama balita, kadang-kadang memang melelahkan. Kita harus siap menghadapi banyak kejadian saat membersamai buah hati. Salah satunya adalah tantrum yang merupakan ledakan emosi. Terkait dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, dan atau berteriak. Pada usia 0-3 tahun, anak memiliki emosi yang tidak terkontrol. Mereka tiba-tiba menangis, menjerit-jerit, bahkan memukul.
Tantrum terjadi karena keterbatasan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan mengendalikan beragam emosi yang dia alami. Sebagai akibatnya, anak akan berteriak, menangis, bahkan memukul orang tuanya. Solusi termudah untuk menghadapinya adalah menuruti keinginan anak. Namun, cara ini justru membuat anak menjadi tidak cerdas secara emosional. Saat dewasa nanti, khawatir dia akan tetap emosional saat menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Pernahkah Ladies menjumpai orang dewasa yang membanting barang ketika marah atau seorang suami yang memukul istri karena istrinya melakukan kesalahan? Tindakan seperti itu bisa terjadi karena manajemen emosi yang buruk akibat tantrumnya saat kecil tidak terkelola dengan baik.
Nah, kita bisa mempraktikkan enam tips di bawah ini agar anak tak mudah tantrum :
-
Mengenalkan Bentuk-Bentuk Emosi
Setiap manusia memiliki beragam emosi. Emosi pada anak akan berkembang sesuai dengan perkembangan usia dan kecerdasannya. Bentuk-bentuk emosi pada anak antara lain takut, cemas, marah, cemburu, gembira, terkejut, jijik, dan sedih. Kita dapat mulai mengenalkan bentuk emosi tersebut melalui cerita atau dongeng, lagu, atau kartu bermain.
-
Melatih Anak untuk Mengenal Emosi
Setelah mengenalkan beragam emosi, ajaklah anak untuk berlatih mengenali emosinya. Kita bisa melatihnya secara langsung dengan melakukan percakapan interaktif ketika anak sedang emosi. Sebagai contoh, kita bisa bertanya, “Wah, Kakak senang, ya, bisa bermain dengan teman-teman?” atau “Kakak jijik, ya, memegang playdough yang lembek seperti ini?”. Selain itu, kita bisa mengajak anak untuk bermain tebak-tebakkan tentang beragam emosi.
-
Mendampingi Anak yang Sedang Anak Tantrum
Ketika anak sedang mengalami lonjakan emosi atau tantrum, dampingi mereka, ya! Ladies sebaiknya tidak meninggalkan anak dalam kondisi tantrum karena anak akan merasa diabaikan. Bila kondisi tidak kondusif, ajak dia ke tempat yang aman dan nyaman.
-
Memberikan Kontak Fisik yang Hangat
Sejajarkan tubuh kita dengan anak, lakukan kontak mata, lalu peluklah dia dengan hangat. Cara ini dapat membuat anak merasakan kehadiran kita dan merupakan cara jitu untuk mengajaknya berkomunikasi.
-
Mendengarkan Keluh Kesah Anak
Anak pasti tidak serta-merta mengalami tantrum. Ladies bisa menggali penyebabnya secara perlahan. Dengarkan anak bercerita, walaupun harus lebih sabar daripada biasanya.
-
Membantu Anak Mengarahkan Emosi
Kita tentu tidak bisa membiarkan si kecil meluapkan emosinya secara membabi buta. Ajak dia berdiskusi agar bisa mengenali emosi yang dia rasakan dan penyebabnya. Kemudian, ajarkan cara dan teknik mengendalikannya. Sebagai contoh, dengan meminta dia duduk, lalu menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.
Demikian enam tips untuk mengendalikan tantrum pada anak. Selamat membersamai buah hati!