Hai, Smart Ladies!
Pernah dicurhati teman wanita dengan banyak keluhannya? Saat teman-teman datang kepada kita untuk curhat, hal itu menandakan mereka sangat memercayai kita. Mereka benar-benar sedang berada dalam kesulitan yang tidak bisa dipecahkan sendiri dan membutuhkan orang lain. Momen curhat adalah momen yang baik tatkala seseorang dapat mengeluarkan isi hatinya kepada orang lain. Bagi kita sebagai teman curhat juga berdampak baik,yaitu memperkaya pengalaman, karena kita bisa membantu teman lain yang mempunyai masalah yang hampir sama. Namun, apapun alasannya hindarkan menjadi tempat curhat teman laki-laki.
Berikut enam tips ampuh yang dapat menjadi pedoman Ladies saat dipercaya menjadi teman curhat.
1. Luangkan Waktu dan Diri Kita
Menjadi teman curhat yang baik berarti kita harus menyediakan dan meluangkan waktu dan diri kita. Maksudnya, saat diajak curhat kita tidak sibuk sendiri dengan gawai atau aktivitas lain. Usahakan fokus dan menomorsatukan teman yang curhat. Hindarkan hal-hal yang membuat kita gagal paham apa yang ia bicarakan.
2. Tidak Memotong Pembicaraan
Biarkan teman curhat itu menyelesaikan semua ceritanya terlebih dahulu. Jangan sampai kita menyela atau memotong. Pasalnya, jika kita terlalu dini memberi respons, akan timbul salah persepsi dan membuat ia kurang berminat meneruskan pembicaraannya.
3. Menjadi Pendengar yang Baik
Kita cukup mendengarkan teman untuk mengeluarkan unek-uneknya. Bahkan jika ia bercerita dengan emosinya seperti marah, menangis, menjerit dan sedih, biarkan saja tidak perlu meredakannya. Tunggu sampai ia selesai dan merasa lega baru kita memberi tanggapan. Berikan sentuhan fisik kecil seperti memegang tangan atau pundak untuk menunjukkan bahwa kita peduli dan berempati.
4. Beri Saran dengan Baik
Memberi saran berarti kita memosisikan diri sebagai teman curhatnya. Kita merasakan apa yang ia rasakan. Sebaiknya tidak menyalahkan dia, walaupun kita tahu ia juga bersalah. Intinya dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang carikan jalan keluar sebisa kita. Sarankan ia datang kepada orang lain, jika masalahnya cukup berat dan memerlukan penanganan profesional.
5. Beri Semangat
Beri dia semangat untuk tetap tegar, masalah bukan akhir segalanya. Tiap orang mempunyai masalah yang berbeda-beda. Katakan bahwa ia sanggup mengatasi masalahnya, hanya butuh waktu. Sampaikan kesediaan kita untuk mendampingi sampai masalah selesai, dan kita harus komitmen untuk hal itu.
6. Hibur Dia
Pada akhir sesi curhat ajaklah teman kita ke kedai kopi atau kafe yang menyediakan jajanan kesukaan. Nikmati kebersamaan sambil ngobrol topik-topik yang tidak terkait masalah teman, seperti tempat makan favorit, kabar orang tua, humor, film favorit, dan sebagainya. Berikan pelukan agar ia tenang dan percaya diri bahwa ia bisa keluar dari masalahnya. Hal ini bertujuan agar dia merasa nyaman dan tidak canggung saat ia di kemudian hari menghubungi kita lagi.
Mari belajar menjadi teman yang baik. Setiap masalah yang kita dengar dari teman hendaknya kita simpan sebagai rahasia. Dengan demikian teman tersebut akan menghargai integritas kita.Terimalah dia apa adanya, tanggapi dengan penuh perhatian dan kepedulian, jawab dengan lembut dan kasih sayang. Pasti lumer hatinya dan dengan senang hati ia akan menjadikan kita teman curhatnya di lain waktu. Yang terakhir, kita tidak usah curhat kepadanya, walaupun kita mempunyai masalah. Lebih bijaksana kita mencari teman lain untuk menjadi teman curhat.
[Tinneke Indrawati]