Hai, Ladies, cinta tanpa cemburu itu tak seru. Konon katanya, cemburu membuat hati bergemuruh makin merindu.
Tidak ada yang salah ketika kita merasa cemburu terhadap pasangan karena cemburu itu ibarat pemanis dalam suatu pernikahan. Namun, kita juga harus waspada, lo. Mengapa? Karena cemburu yang berlebihan, bisa membawa hubungan ke dalam jurang kehancuran.
Mengapa Kita Cemburu?
Sebuah penelitian mengatakan bahwa rasa cemburu bisa timbul karena rendahnya rasa percaya diri seseorang. Adanya pengalaman buruk di masa lampau juga turut memengaruhi tingkat kecemburuan dan insecurity (rasa tidak aman) dalam diri kita, lo.
Secara tidak sadar, beban-beban negatif di masa lalu tersebut terkumpul hingga menjadi critical inner voice atau kritikan tajam dalam diri sendiri. Akibatnya, tentu saja merusak pikiran dan perasaan kita. Tak hanya itu, kita juga akan cenderung membandingkan dan menghakimi diri sendiri.
Ladies, pengalaman buruk di masa lalu tentu sangat menyakitkan. Namun, yang lebih menyakitkan adalah ‘suara-suara’ yang terus terngiang dan berkomentar negatif di kepala setelah peristiwa tersebut. Misalnya, “Kamu memang bodoh! Seharusnya kamu tidak lagi memercayai orang.”
Dua Sisi Cemburu
Pada dasarnya, selalu ada dua sisi yang berlawanan dalam hidup ini. Begitu juga dengan perasaan cemburu.
Pertama, cemburu sebagai bukti cinta. Cemburu yang dikelola dengan baik dan proporsional, tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Pasangan pun akan merasa lebih dicintai.
Kedua, kebalikan dari sisi pertama, yakni rasa cemburu berlebihan yang menyebabkan rasa tak nyaman bagi pasangan.
Seorang suami tentu akan merasa sangat tersanjung ketika melihat sang istri memiliki rasa cemburu yang proporsional. Mengapa? Karena artinya, sang istri sangat menyayangi dirinya.
Sebaliknya, jika kita terlalu posesif, terus menerus menelepon suami saat bekerja di kantor, melarangnya bersosialisasi, atau bahkan memata-matai segala aktivitas pasangan. Hal ini akan berpotensi buruk bagi suatu hubungan.
Cemburu boleh, tetapi jangan sampai cemburu buta hingga membuat kita tak mampu lagi menggunakan logika.
Cemburulah dengan wajar. Lalu, berusahalah sekuat tenaga untuk mengolah cemburu terhadap pasanganmu.
Bagaimana Cara Mengolah Cemburu?
Agar rasa cemburu tak sampai membuat hubungan rancu, maka lakukanlah lima tips berikut ini:
1. Mengenali Penyebab Rasa Cemburu
Makin kita belajar mengenal pemicu cemburu, tentu akan makin tahu apakah perasaan yang saat ini kita rasakan ada kaitannya dengan pengalaman masa lalu.
2. Tetap Tenang
Biasanya, saat berada di puncak cemburu, kita akan marah dan bertindak gegabah karena kritikan tajam dalam diri sendiri akan memerintahkan untuk berbuat demikian. Nah, kali ini cobalah untuk tetap tenang, ya.
Kita bisa melakukan beberapa hal agar tidak melakukan reaksi berlebihan, seperti ambil napas dalam-dalam atau bisa juga jalan-jalan sekadar menghirup udara segar.
3. Bicarakan dengan Pasangan
Setelah mengolah pikiran agar kritikan tajam dalam diri sendiri tak muncul, tibalah saatnya untuk membicarakan apa yang kita rasakan terhadap pasangan. Ungkapkan kepada dia yang tercinta bahwa kita cemburu. Tentu saja dengan cara yang baik dan tanpa membuat asumsi, ya.
4. Mengubah Penampilan Agar Terlihat Lebih Menawan
Salah satu cara kita memberikan pelayanan terbaik kepada pasangan adalah berpenampilan rapi. Hal ini dapat memberikan dampak percaya diri dan menghargai pasangan. Namun, rasa kurang percaya diri terkadang menghampiri, bukan mustahil rasa cemburu kita terhadap pasangan akan muncul menyerang.
Untuk itu, bangun rasa percaya diri dengan mengubah penampilan agar hati pasangan tetap terpikat dan tertambat pada kita.
5. Meminta Bantuan kepada Ahlinya
Setelah kita melakukan keempat tips di atas, tetapi rasa cemburu masih berlebihan, jangan pernah malu meminta bantuan konselor. Wah, separah itukah sehingga harus mendatangi ahlinya? Ya, karena terkadang meminta bantuan kepada orang lain bisa lebih melegakan.
Dalam suatu hubungan, khususnya pernikahan, sangatlah penting untuk menjaga komunikasi dan bersikap terbuka. Dengan demikian, upaya kita dalam menanamkan saling percaya terhadap pasangan adalah belajar mendengarkan apa yang disampaikan pasangan tanpa harus bersikap defensif (sikap bertahan dengan mencari pembenaran diri sendiri), bahkan menghakimi.
Tak dapat disangkal bahwa dalam mengelola perasaan cemburu dibutuhkan tingkat kedewasaan yang benar-benar matang. Dengan belajar bagaimana mengelola cemburu, kita akan lebih percaya diri menjalani pernikahan.
Semoga bermanfaat, Ladies.