Hai, Smart Ladies! Semoga kondisi pandemi seperti ini tak menyurutkan Smart Ladies untuk tetap semangat menjalani hari dan tak bosan membersamai anak-anak di rumah.
Pernahkah Ladies menyaksikan atau merasakan anak usia dini tidak mau menurut atau tidak mau mengikuti perintah orang tua? Nah, ternyata sejatinya anak tidak semuanya dilahirkan dengan karakter yang sama, bahkan anak yang dilahirkan dari ibu yang sama. Smart Ladies akan menemukan anak yang memang penurut dan anak yang bawaannya keras. Anak-anak yang bawaan keras ini cenderung untuk membangkang.
Istilah yang digunakan untuk anak membangkang adalah anak-anak yang mengetes atau menguji otoritas Smart Ladies sebagai orang tua. Apa yang menyebabkan anak usia dini membangkang? Bisa saja karena faktor komunikasi yang kurang tepat, orang tua selalu mengkritik, orang tua tidak memahami pembicaraan anak, sikap otoriter orang tua, atau karena keinginan anak yang tidak terpenuhi. Selain itu, juga pengaruh lingkungan yang dapat berasal dari keluarga, sekolah, atau media massa (misalnya, tontonan kekerasan). ย Berikut cara yang dapat dilakukan Smart Ladies untuk menangani anak usia dini yang memiliki sifat membangkang.
1. Bersikap Tenang dan Introspeksi
Sering kali Smart Ladies dihadapkan dengan anak yang tidak mau menurut arahan. Padahal pada anak usia dini, sifat ini tidak permanen dan bisa diselesaikan. Sebagai orang tua, Smart Ladies perlu menghadapinya dengan sikap tenang dan introspeksi terkait penyampaian perintah terhadap anak serta melihat kondisi yang tepat sehingga anak mau mengikuti arahan dari orang tua. Misalnya, saat anak asyik bermain tentu saja biasanya akan menolak perintah. Orang tua perlu melihat waktu penyampaian yang tepat.
2. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan
Rumah adalah istana bagi anak usia dini dan menjadi pusat kegiatan anak. Menciptakan suasana yang menyenangkan adalah bagian dari tugas orang tua sehingga merasa nyaman dalam beraktivitas. Saat anak nyaman berada di rumah maka akan membangun citra positif pada anak. Idealnya peran orang tua berjalan dengan baik di rumah meskipun hal ini memang tidak mudah dan butuh proses.
3. Membuat Aturan-Aturan Ringan
Anak usia dini juga perlu belajar akan aturan, reward dan punishment. Nah, tentu saja aturan yang ditetapkan menyesuaikan dengan usia anak. Kedisiplinan perlu juga dibangun sejak dini dengan harapan anak akan terbiasa melakukannya. Misalnya, membuat kesepakatan setiap habis bermain untuk merapikannya.
4. Membangun Komunikasi
Anak belum paham apakah perbuatan yang dilakukan olehnya termasuk perbuatan membangkang atau tidak, jadi membangkang bukan faktor keturunan. Membangkang adalah sifat alami. Oleh karena itu, orang tua harus mengajak anak berbicara dan berupaya untuk menghindari ancaman atau paksaan. Setiap instruksi kepada anak disampaikan dengan jelas.
5. Membangun Sosok atau Figuritas pada Anak
Apakah Smart Ladies pernah merasakan anak lebih mendengar saat diperintah guru daripada orang tuanya? Anak dalam kehidupannya juga memerlukan sosok atau figur lain selain orang tua karena itu wajar jika mendapatkan anak ternyata lebih mendengarkan nasihat atau arahan dari guru. Orang tua harus berbesar hati dengan kondisi tersebut mengambil sisi positifnya. Orang tua dapat melakukan dialog terbuka dengan guru mengenai langkah apa yang telah dilakukan oleh guru sehingga anak bisa mengeluarkan apa yang dipikirkannya.
Smart Ladies, sifat membangkang pada anak usia dini adalah sifat alamiah mereka. Hal yang perlu menjadi catatan Ladies adalah bagaimana anak usia dini dapat menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya dengan cara yang tepat. Namun, jika setiap kali mendapat perintah mereka selalu menolak, merespon dengan berteriak atau tindakan yang membahayakan dirinya sendiri serta orang yang ada di sekitarnya, mungkin sudah saatnya Ladies berkonsultasi dengan psikolog. Semangat dan tentunya selalu berdoa dalam menjalani proses pengasuhan anak.
ย
ย