Hai, Smart Ladies!
Tidak seorang pun rela jika anaknya menjadi korban perundungan. Sebagai seorang ibu pasti kita akan merasa emosi dan marah kepada pihak pelaku perundungan. Hal itu sangat wajar, tetapi kita tetap harus bisa berpikir jernih agar tidak salah langkah dalam menanganinya. Jika tidak ditangani dengan tepat, perundungan bisa berdampak fatal bagi perkembangan psikologis anak.
Perundungan adalah tindakan menyakiti secara fisik maupun psikis yang dilakukan oleh pihak yang merasa lebih kuat dan berkuasa terhadap pihak yang dianggap lemah.
Pada anak-anak, bentuk perundungan bisa berupa tindakan mengejek, body shaming maupun memaksa meminta makanan atau sontekan. Perundungan bisa terjadi di sekolah maupun di lingkungan pertemanan anak.
Anak korban perundungan biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya serta cenderung diam dan tidak melawan ketika dirundung. Perundungan yang berlangsung terus-menerus akan membuat anak kehilangan rasa percaya diri. Jika tidak segera ditangani dengan tepat, anak akan mengalami depresi.
Ada beberapa hal yang bisa kita ajarkan kepada anak agar terhindar dari perundungan. Ajarkan anak untuk selalu tampak percaya diri karena biasanya pelaku perundungan akan melakukan aksinya kepada anak yang kelihatan lemah dan tidak percaya diri. Kita juga perlu mengajarkan kepada anak agar senantiasa bergaul dengan teman-temannya.
Pada saat istirahat di sekolah, misalnya, ajarkan ia untuk bergabung dan bermain bersama teman-temannya serta tidak menyendiri karena perundungan lebih banyak terjadi saat anak sedang sendiri. Selain itu, ajarkan anak untuk selalu waspada jika sedang sendirian, misalnya saat ke kamar kecil.
Saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang menerapkan aturan bahwa anak harus berdua saat ke kamar kecil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.
Lalu, bagaimana jika anak kita telanjur menjadi korban perundungan? Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam menghadapi hal ini.
-
Peka terhadap Kondisi Anak
Terkadang, anak korban perundungan tidak mau berterus terang kepada orang tuanya. Oleh karena itu, kita harus peka dan bisa mengenali segala perubahan yang terjadi kepada anak. Ciri korban perundungan yang paling umum adalah anak akan menarik diri dan enggan pergi ke sekolah. Ladies bisa bertanya langsung kepada anak tentang penyebab perubahan sikapnya. Ketika bertanya, Ladies harus bersikap hati-hati. Hindari memaksa atau menyalahkan anak.
-
Minta Anak untuk Berterus Terang
Jika anak menyampaikan kalau dirinya telah menjadi korban perundungan, minta ia untuk mengatakan dengan jujur dan terus terang tentang bentuk perundungan yang ia terima. Tanyakan secara perlahan siapa yang melakukannya, serta kapan dan di mana perundungan itu terjadi.
-
Bicarakan dengan Guru atau Pihak Sekolah
Sering kali, guru tidak mengetahui tindakan perundungan karena pelaku baru melakukan aksinya saat guru tidak ada. Biasanya, pihak sekolah akan memberikan konseling, baik kepada pelaku maupun korban perundungan. Pihak sekolah juga akan membicarakan kasus tersebut dengan orang tua siswa pelaku.
-
Buat Anak Merasa Nyaman di Rumah
Hal ini sangat penting sebagai kompensasi karena anak sudah merasa ketakutan dan terancam di sekolah atau di antara teman-temannya. Dengan membuatnya nyaman di rumah, anak akan tenang karena merasa mendapat dukungan. Hal ini akan sangat baik bagi pemulihan kondisi psikologis anak agar ia kembali merasa percaya diri.
-
Berikan Dukungan
Kemungkinan anak akan merasa enggan untuk sekolah ketika menjadi korban perundungan.Untuk itu, beri dukungan dan perhatian agar anak berani sekolah dan menghadapi teman-temannya maupun pelaku. Tanyakan apa saja yang ia alami di sekolah. Apakah pelaku masih melakukan perundungan terhadapnya? Bagaimana sikap teman-temannya yang lain saat menanggapi kasus yang dialaminya?
Jika perundungan terus terjadi meskipun pihak sekolah telah berusaha melakukan konseling kepada pelaku, tidak ada salahnya Ladies memindahkan anak ke sekolah lain atau memilih metode home schooling. Selain itu, Ladies juga bisa mengajak anak untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk membantu memulihkan kondisi psikologisnya.