Halo, Smart Ladies!
Air susu ibu atau asi adalah nutrisi terbaik untuk bayi. Salah satu manfaatnya adalah melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Produksi asi akan makin lancar jika disusukan dan akan berhenti jika diberhentikan menyusu. Jika proses menyusui pada bayi dihentikan secara tiba-tiba, bayi biasanya juga akan malas menyusu lagi.
Lalu, bagaimana jika seorang ibu yang sedang menyusui ternyata terinfeksi oleh virus korona? Apakah ia harus segera berhenti memberikan asi kepada bayinya? Apakah sang ibu bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya? Langkah-langkah apa saja yang harus ibu lakukan agar bayi terlindungi dan bisa tetap mendapatkan asi?
Nah, empat hal penting yang harus ibu menyusui perhatikan apabila telah dinyatakan terinveksi positif COVID-19 adalah:
1. Tetap Menyusui dengan Menerapkan Protokol Kesehatan
Belum ada bukti penelitian yang menyatakan bahwa virus korona ditemukan pada asi. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan untuk tetap melanjutkan proses menyusui dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Lakukan prosedur 3M, yaitu memakai masker saat menyusui, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menyentuh bayi, serta menjaga kebersihan. Risiko tertinggi penularan virus korona kepada bayi bukan melalui asi, melainkan kontak fisik.
Pada ibu yang terinfeksi virus korona sesaat sebelum melahirkan, proses menyusui juga harus tetap dilanjutkan. Ketika terinfeksi virus korona, tubuh ibu akan membentuk antibodi di dalam asi yang berguna untuk melindungi bayi dari serangan virus tersebut. Ibu wajib mengenakan masker ketika berada di dekat bayi. Segeralah memeriksakan diri ke dokter dan ikuti petunjuk protokol penanganan COVID-19 jika ibu mengalami gejala terinfeksi.
2. Memerah dan Memberikan Asi dengan Sendok
Infeksi virus korona mungkin dapat menyebabkan kondisi umum ibu drop dan kesulitan menyusui. Agar proses menyusui dapat terus berlangsung, ibu dapat memerah asi dan memberikannya kepada bayi menggunakan sendok dengan tetap mengikuti prosedur 3M.
3. Berhenti Menyusui dan Mengganti Asi dengan Susu Formula
Penyakit COVID-19 bisa menyebabkan kondisi ibu menjadi sangat lemah sehingga tidak dapat menyusui lagi. Namun, asupan nutrisi untuk bayi tentunya harus tetap kita perhatikan.
Nah, jika memang terpaksa harus berhenti menyusui dan mengganti asi dengan susu formula, konsultasikan kepada dokter mengenai jenis susu atau makanan pengganti yang tepat serta cara pemberiannya. Untuk itu, konsultasi dengan dokter anak mengenai jenis makanan dan dosisnya sangat diperlukan. Alat makan, botol, dan dot yang dipakai juga harus dijaga kebersihannya.
4. Mencari Donor Asi
Jika proses proses menyusui terpaksa harus dihentikan, sedangkan ibu masih tetap ingin agar bayinya mendapatkan asi, mencari donor asi bisa menjadi alternatif. Namun, penentuan donor asi ini harus dilakukan dengan sangat cermat dan hati-hati. Telitilah data donor dan bayi lain yang juga menerima asi dari donor tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi penularan penyakit dan kemungkinan terjadinya pernikahan dengan saudara sepersusuan.
Asi tetap menjadi perlindungan terbaik untuk bayi pada masa pandemi. Bagi ibu yang terdiagnosis COVID-19, proses menyusui ini memang sangat dilematis. Diperlukan support system yang kuat untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi. Berkonsultasi dengan dokter anak, konselor laktasi, psikolog, atau psikiater sangat diperlukan untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan dukungan kesehatan terhadap buah hati.