Joeragan artikel

4 Fakta Menarik tentang Laila, Gadis 27 Tahun yang Sudah Bergelar Doktor

Hai, Smart Ladies!
Saat mendengar kata doktor, biasanya kita langsung membayangkan sosok tua atau berumur. Namun, doktor yang satu ini luar biasa. Namanya Lailatul Qomariah.

Gadis ini sudah mendapatkan gelar doktor di usia 27 tahun, tepatnya pada tanggal 15 September 2019. Tidak main-main, lo, gelar doktornya diperoleh dari Fakultas Teknik Kimia Institut Tehnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Usia 27 tahun jelas masih terbilang muda untuk mendapat gelar tersebut. Jika usia standar mulai kuliah adalah 18 tahun, berarti gadis yang disapa Laila ini berhasil menyelesaikan pendidikan S1 hingga S3 dalam waktu 9 tahun saja.

Laila mungkin bukan doktor termuda, tetapi perjuangannya meraih gelar doktor tidaklah mudah. Yuk, simak 4 fakta menarik tentang gadis luar biasa ini!

1. Putri Penarik Becak

Laila adalah putri sulung dari pasangan Saningrat dan Rusmiati yang bekerja sebagai penarik becak dan buruh tani di Pamekasan, Madura. Setelah lulus SMA, Laila menerima beasiswa Bidikmisi dari pemerintah dan memilih jurusan Teknologi Industri di ITS melalui jalur prestasi.

Menyadari kondisi finansial keluarganya, Laila berusaha mencari uang sendiri untuk biaya hidupnya di Surabaya. Dengan menggunakan sepeda ontel, ia menjadi guru privat di sekitar kampusnya.

2. Menyelesaikan Pendidikan S2 dan S3 dalam Waktu Cepat

Laila mendapat beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 di jurusan yang sama melalui jalur fast track (program percepatan kuliah). Dengan mengikuti program ini, ia bisa mulai kuliah S2 saat masih kuliah di semester 6 atau 7. Tentu dengan berbagai syarat dan target yang harus dipenuhi.

Laila tidak main-main. Dia adalah satu-satunya mahasiswa yang meraih IPK sempurna, yaitu 4,00, dari 80 mahasiswa program doktoral. Keren, ‘kan?

3. Menolak Tawaran untuk Berkarier di Jepang

Selain mendapat beasiswa dari pemerintah, Laila juga mendapat beasiswa penelitian di Jepang pada tahun 2017-2018. Di sana, ia meneliti tentang pengaplikasian silika solar sebagai pengganti energi yang dihasilkan dari minyak bumi dan batu bara.

Setelah meraih gelar doktor di usia muda, Laila menerima banyak tawaran untuk berkarir. Salah satunya adalah tawaran untuk melanjutkan penelitian di Jepang. Namun, dengan pertimbangan jarak dan ingin dekat dengan keluarga, ia memilih tetap tinggal di Surabaya dan mengabdi di almamaternya.

4. Mengangkat Martabat Orang Tua dengan Prestasi

Apa yang membuat Laila gigih mengejar mimpinya? Jawabannya adalah dia ingin mengubah dan mengangkat nasib keluarganya.

โ€œKata siapa orang miskin tidak bisa sukses? Saya sudah membuktikannya. Ayah saya tukang becak dan ibu saya buruh tani. Namun, dengan tekad yang kuat untuk mengangkat martabat kedua orang tua saya, saya menjawabnya dengan prestasi pendidikan,โ€ kata Laila.

Alasan biaya sering kali menjadi penjegal mimpi untuk meraih pendidikan tinggi. Namun, Laila membuktikan bahwa selama ada kemauan maka akan selalu ada jalan. Ia percaya Tuhan akan mengubah nasib umat-Nya yang berusaha dengan keras.

Ladies, semoga kisah inspiratif ini membuka mata kita bahwa semua mimpi bisa diraih jika ada kemauan yang kuat. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Pendidikan adalah hak setiap orang. Buat Ladies yang sedang jatuh bangun mengejar mimpi, semangat, ya!

 

Sumber gambar utama : its.ac.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami