Joeragan artikel

3 Upaya memerdekakan Diri Sendiri

Hai, SmartLadies!

Dalam Islam, manusia adalah  mahluk yang merdeka sejak ditakdirkan hadir di muka bumi. Manusia mahluk merdeka ketika ia berhadapan dengan manusia lainnya, dan ia akan menjadi hamba ketika berhadapan dengan Tuhannya karena manusia diciptakan oleh-Nya.

Manusia hanya diperkenaan menghamba kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Karena itu, setiap perbudakan manusia atas manusia lainnya sangat dilarang.

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap manusia berada dalam batas ruang dan waktu. Karenanya tidak seorangpun berhak memaksakan kehendaknya atas orang lain. Tindakan pemaksaan kehendak secara arogan serta cenderung merendahkan martabat orang lain merupakan pelanggaran  terhadap prinsip kemanusiaan.

Kemerdekaan  dimaknai sebagai keadaan rohani yang tidak terpaut oleh segala sesuatu yang berkenaan dengan rasa tertindas, yang menindih, sehingga dapat memengaruhi jiwa, pikiran dan perilaku seseorang.

Kemerdekaan adalah sesuatu yang asasi dan melekat dalam diri setiap manusia, kemerdekaan adalah keadaan hati yang tenteram.

 Ladies…

Dalam keseharian, kita selalu berinteraksi dengan teman, sahabat, tetangga atau saudara, kita berbagi perasaan, pikiran, harapan, kesedihan, dan lainnya dengan mereka. Ada kalanya saat kebersamaan terdapat gesekan, syak wasangka sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, kesal, marah, dan lainnya.

Kondisi seperti ini menyebabkan kita merasa khawatir dan cemas. Padahal,  kecemasan tidak akan menyingkirkan kesedihan hari esok, tetapi menguras kekuatan hari ini.

Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan demi memastikan tenteramnya pikiran kita? Apa yang harus dilakukan agar kita bisa tidur nyenyak di malam hari supaya telapak tangan kita tidak selalu berkeringat, dan supaya jantung kita tidak berdebar dengan kencang?

Berikut 3 upaya yang bisa kita lakukan:

  1. Bertawakal

Sebagaimana Allah perintahkan dalam At-taubah 9:51, Katakanlah “Tiada sesuatu yang menimpa kami kecuali apa yang ditetapkan Allah bagi kami. Ialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang yang beriman bertaqwa”.

Kepada Dia-lah kita semua bertawakal karena segala sesuatu yang menimpa kita ditetapkan oleh Allah. Hal ini berarti bahwa kita sama sekali tidak perlu terkejut menghadapi apa pun yang terjadi. Semuanya merupakan rencana Allah SWT.

  1. Memohon Pertolongan hanya kepada Allah Swt

Jika Sang Pencipta yang menetapkan cobaan bagi kita, kepada siapa semestinya kita menoleh saat membutuhkan pertolongan?

Rasul Muhammad saw. mewariskan doa yang biasa beliau ucapkan bila menghadapi kecemasan akan masa depan.

Doanya adalah; “Ya Allah, luruskan ketaqwaanku, yang menjadi dasar hidupku. Luruskan urusan-urusan duniawiku, tempat aku beroleh nafkah.  Limpahkan kepadaku kebaikan di akhirat, yaitu tempat aku kembali. Ya Rabb, jadikanlah hidupku jalan untuk menghimpun kebaikan dan jadikan kematian saat aku terbebas dari semua keburukan.”

 

  1. Jangan Terlalu Mencemaskan Hari Esok

  • Apa ada gunanya terlalu mencemaskan hari esok, bukankah esok adalah hari ini untuk kemaren.
  • Mengapa harus ada kecemasan bertengger di hati kita?
  • Mengapa cemas jika esok adalah hari yang benar-benar baru.
  • Usahlah terlalu cemas karena dunia belum berakhir hari ini.

 

Jika kita berpasrah diri kepada-Nya segala yang lain begitu kecil dan remeh. Dialah Al-Barr (yang Maha Baik), sumber segala kebaikan.

Sebaliknya, jika kita  terjerat oleh nafsu (kecemasan dan kekhawatiran), dipastikan sudah menyimpang dari jalan yang telah diberikan oleh Allah Swt, karena kita sudah menjadi budak nafsu.

Maka dari itu, memerdekakan diri sendiri dari belenggu kecemasan dan kehawatiran merupakan kemenangan dan kebebasan terbesar.

 

JK : 500 tanpa judul

Kurator/Editor : Haeriah Syamsuddin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami