Halo, Smart Ladies!
Setelah teks Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengangkat Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pada tanggal 18 Agustus 1945 di gedung Cuo Sangi atau saat ini bernama Gedung Pancasila.
Keputusan ini diambil secara aklamasi oleh PPKI dan atas usulan Otto Iskandar Dinata. Soekarno-Hatta dinilai memiliki karakteristik kepemimpinan yang baik serta mampu menggerakkan rakyat untuk bersama mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Saat ini, seratus hari pertama bagi pemimpin negara merupakan waktu krusial untuk membuat langkah-langkah strategis karena kinerjanya masih disorot masyarakat. Dari sini akan diketahui efektivitas kepemimpinannya.
Oleh karena itu, sangat menarik untuk diketahui apa saja yang dilakukan oleh Presiden Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta setelah dilantik sebagai pemimpin negara. Beberapa peristiwa berikut ini merupakan jejak sejarah yang terjadi kurun waktu 100 hari pertama sejak Soekarno-Hatta dilantik. Check it out!
1. Pembentukan Kabinet Presidensial
Pada 18 Agustus 1945, selain mengangkat Soekarno-Hatta sebagai kepala negara, PPKI juga mengesahkan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi. Esoknya, PPKI membentuk 8 provinsi, mengangkat gubernur dan kepala daerah, serta membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat. Komite ini bertugas sebagai penasihat presiden dan mempunyai hak legislatif, kurang lebih tugasnya seperti DPR saat ini.
Pada awal bertugas, tidak terlihat peran presiden karena Indonesia masih berupa negara baru sehingga harus memperkuat dasar bentuk negara agar jelas arahnya. Barulah pada 2 September 1945, Presiden Soekarno membentuk kabinet presidensial pertama, berjumlah 16 menteri. Namun sayangnya, kabinet ini masih bersifat formal dan belum efektif bekerja dalam pemerintahan.
2. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Sebuah pemerintahan dan negara baru tentunya harus mendapat dukungan rakyatnya. Oleh karena itu, pemerintahan Soekarno-Hatta mengadakan sebuah rapat besar untuk menarik simpati rakyat di Lapangan Ikada.
Sedianya, rapat tersebut diadakan tanggal 17 September 1945, sekaligus memperingati satu bulan Indonesia merdeka. Namun, besarnya antusiasme rakyat mengundang kekhawatiran Bung Karno akan terjadi pertumpahan darah karena Jepang saat itu masih memegang senjata.
Akhirnya, rapat raksasa pun digelar tanggal 19 September 1945 atas desakan pemuda juga mempertimbangkan antusiasme masyarakat yang sudah berkumpul di sana. Kurang lebih 200 ribu orang memadati Lapangan Ikada untuk menyimak orasi presiden yang mengajak rakyatnya untuk bersama-sama mempertahankan kedaulatan Indonesia.
3. Pertemuan Presiden Soekarno dengan AFNEI (Tentara Sekutu)
Tentara sekutu yang dipimpin oleh Sir Phillip Cristison mendarat di Surabaya dalam rangka melucuti tentara Jepang akibat kekalahannya dari sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945.
Bung Karno pun bermaksud menemui sekutu untuk menarik simpati dunia internasional agar kemerdekaan Indonesia diakui secara de facto. Bung Karno menawarkan kesediaan Indonesia menjadi tentara AFNEI asal Belanda tidak ada di dalamnya.
Tawaran Bung Karno diterima dan pihak sekutu berjanji akan membuat perundingan damai antara Belanda dengan Indonesia.
Pertemuan ini merupakan pertemuan diplomatik Bung Karno sebagai presiden pertama. Sayangnya, rakyat mengira AFNEI hanya berpura-pura karena mereka ternyata mendarat di Surabaya dengan membawa NICA, badan yang bertugas sebagai penghubung Belanda dengan sekutu.
Rakyat pun mengira Belanda masih berkuasa. Akhirnya, terjadilah pertempuran antara sekutu dengan rakyat Indonesia di Surabaya.
Demikian Ladies, tiga di antara beberapa tugas yang dilaksanakan pemerintahan Soekarno-Hatta dalam seratus hari pertamanya. Semoga menginspirasi.
Editor: Haeriah Syamsuddin
#tantangan10harimenulisartikel
#joeraganartikel
#kemeedekaan