Halo, Smart Ladies!
Setelah melewati masa kehamilan dan proses persalinan yang melelahkan, para ibu pasti merasa bahagia karena bisa menatap buah hatinya. Namun, ada sebagian ibu yang justru merasa cemas, takut, sangat sedih, dan tidak mau melihat si kecil. Kondisi yang terakhir dikenal sebagai baby blues dan postpartum depression.
Baby blues dan postpartum depression sebenarnya dua hal berbeda sehingga cara pengobatannya pun berbeda. Nah, apa saja perbedaan di antara keduanya? Kita kenali, yuk!
1. Definisi
Dilansir dari American Pregnancy Association, sebagian besar ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. Normalnya, kondisi ini akan berlangsung selama beberapa hari sampai dua minggu. Beberapa gejalanya antara lain adalah mood yang turun naik, stres, dan sering menangis. Baby blues yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lebih dari dua minggu bisa menjadi tanda postpartum depression.
Postpartum depression merupakan masalah mood yang paling umum terjadi pada ibu baru. Pemicunya adalah perubahan hormon reproduksi setelah melahirkan serta kurangnya asupan nutrisi, istirahat, dan dukungan dari suami atau keluarga.
2. Gejala
Seseorang yang mengalami baby blues merasa sedih terus-menerus, terutama setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami perubahan hormon dalam tubuh, merasa sangat lelah, tidak memiliki waktu istirahat, dan merasa terlalu khawatir.
Sementara itu, seseorang yang mengalami postpartum depression merasa sangat tidak percaya diri. Emosinya tidak terkontrol, sering marah, dan tidak bisa mengendalikan diri saat bayi menangis dan rewel. Ia sering cemas tanpa alasan, merasa kewalahan, sering menangis tanpa sebab, dan merasa putus asa. Secara fisik, ia sulit tidur baik siang maupun malam hari, bahkan ketika bayi tidur, dan menurun nafsu makannya secara ekstrem.
Dr Liz Mcdonald dari Royal College ofย Psychiatrists menyebutkan bahwa perempuan yang mengidap postpartum depression biasanya merasa sangat takut dan bersalah saat terjadi sesuatu pada bayinya, meskipun hal tersebut sebenarnya normal terjadi pada bayi.
Postpartum depression tidak akan hilang dengan sendirinya. Jika Ladies mengalaminya, segeralah berkonsultasi kepada doker atau tenaga medis profesional lainnya. Kondisi ini bukan hal yang memalukan karena banyak orang yang mengalaminya.
3. Perawatan
Waktu perawatan dan pemulihan pada postpartum depression dan baby blues sangat bervariasi dan tergantung pada tingkat keparahannya. Jika memang parah, penderita mungkin akan dirujuk kepada tenaga profesional di bidang kesehatan mental.
Dikutip dari Mayo Clinic, baby blues akan hilang dengan sendirinya dua minggu setelah persalinan. Untuk membantu meredakan gejalanya, pastikan kita cukup beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi. Jangan ragu meminta bantuan kepada orang terdekat.
Postpartum depression biasanya memerlukan pengobatan dengan psikoterapi atau konseling mental. Untuk terapi, penderita memerlukan psikiater atau psikolog profesional. Ungkapkan semua yang kita rasakan agar mendapatkan penanganan yang tepat. Obat-obatan antidepresan mungkin dibutuhkan pada kondisi tertentu, tetapi hanya bisa diresepkan oleh dokter dengan perhatian khusus.
Seiring berjalannya waktu, gejala postpartum depression dan baby blues akan membaik jika mendapat perawatan yang tepat. Lebih dari itu, dukungan dari pasangan, keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat menjadi hal terpenting.
Ladies, dengan memahami perbedaan antara postpartum depression dan baby blues, semoga kita bisa mengantisipasinya sejak masa kehamilan.
Sumber gambar utama : solusilaktasi.com