Joeragan artikel

3 Langkah yang Perlu Diambil Orang Tua saat Prestasi Akademis Anak Buruk

Halo, Smart Ladies!

Memiliki buah hati yang unggul dalam prestasi akademis tentu merupakan kebanggaan tersendiri. Saat anak mampu mendapat bintang untuk pelajaran matematika, nilai rapor di atas rata-rata, bahkan ditawari untuk masuk kelas unggulan, itu lebih dari ‘sesuatu’ ya, rasanya. Namun, apa jadinya, jika ternyata anak kita terus menjadi langganan remedial? Tidak perlu cemas, Ladies, 3 langkah ini  bisa ditempuh agar anak kita tetap memiliki harapan untuk mencapai masa depan yang cerah.


1. Mencari Penyebab

Saat anak membawa rapor yang jauh dari harapan orang tua, jangan buru-buru berputus asa dan memarahi anak kita, Smart Ladies. Sebaiknya kita sebagai orang tua turun langsung untuk mencari penyebab, mengapa anak tidak optimal menyerap pelajaran? Karena ada banyak faktor yang membuat anak  kesulitan mencerna pelajaran sekolah. Dalam tahap ini ,Ladies bisa memberi perhatian lebih pada sang buah hati atau berkonsultasi dengan guru di sekolah.

2. Memberi Pelajaran Tambahan

Pelajaran tambahan adalah solusi yang diberikan banyak orang tua saat anak mengalami kesulitan mencerna pelajaran di sekolah, jika Ladies memasukan anak ke lembaga privat jangan ragu untuk memberitahu pembimbing tentang kesulitan yang di hadapi anak kita di sekolah. Hal ini bertujuan agar guru private lebih mudah menemukan cara yang tepat untuk mengajari anak kita.

3. Mengarahkan Minat dan Bakat

Setiap manusia dianugrahi kelebihan dan kekurangan, begitu pun dengan kemampuan belajar anak, Ladies. Murid yang pandai matematika mungkin akan kesulitan saat harus menghafal not balok dan memainkan alat musik, jadi, saat anak kita memiliki nilai akademis yang kurang memuaskan, cobalah untuk mengarahkan mereka sesuai dengan bakat dan minatnya.  Misalnya, memasukkan anak ke sekolah musik, mendorongnya maju di bidang olahraga, dan masih banyak pilihan lain.

Intinya,  saat anak kita tidak menjadi bintang di kelas itu artinya, kita sebagai orang tua harus lebih jeli melihat potensi anak. Saat otak kiri tidak dominan mungkin otak kanan yang bisa lebih aktif jika kita  memberi rangsangan tepat.

So, tidak perlu sedih karena buah hati tidak menjadi bintang kelas, mungkin dia bisa menjadi bintang lapangan, atau bintang pertunjukan. Memaksa anak untuk mempelajari sesuatu yang tidak disukai akan membuatnya terbebani dan bisa dipastikan hasilnya tidak akan memuaskan. Namun, jika dia mendalami apa yang dia sukai kesulitan apapun akan dilewati tanpa berkeluh kesah. Semoga bermanfaat, Smart Ladies!

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami