Joeragan artikel

๐—ฃ๐—˜๐— ๐—”๐—ž๐—”๐—œ๐—”๐—ก ๐—ž๐—”๐—ง๐—” ๐—๐—”๐—ก๐—š๐—”๐—ก ๐——๐—”๐—Ÿ๐—”๐—  ๐—ž๐—ข๐—ก๐—ฆ๐—˜๐—ฃ ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐——๐—œ๐——๐—œ๐—ž๐—”๐—ก ๐—œ๐—ฆ๐—Ÿ๐—”๐— 

Hai, Smart Ladies. Apakah Ladies termasuk orang tua yang setuju dengan menghindari pemakaian kata jangan dalam mendidik anak?

Penggunaan kata jangan akan berakibat buruk untuk pertumbuhan si kecil. Demikian menurut mereka yang mengadopsi ilmu parenting ala orang barat. Alasannya, si kecil lebih cepat merespon konteks, bukan konsep, yang dilontarkan saat berkomunikasi.

Berdasarkan konsep ini, kata janganย  harus diganti dengan kata lain yang berkonotasi positif. Walaupun tujuannya sebagai larangan, misalnya โ€œJangan malas belajar!โ€ harus diganti dengan โ€œRajinlah belajar!โ€ Lantas, bagaimana konsep pendidikan Islam mengenai larangan pemakaian kata jangan ?

Pemakaian Kata Janganย  dalam Konsep Pendidikan Islam

Jika dilihat dari konsep pendidikan Islam, penghilangan kata ๐—๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป, justru bertentangan. Rasulullah sebagai pakar parenting terhebat sepanjang zaman, justru mengajarkan, bahwa hal pertama yang harus diajarkan untuk membangun pondasi anak adalah pemahaman akidah yang kokoh.

Menghilangkan kata jangan justru bertentangan dengan konsep pendidikan Islam. Rasulullah adalah pakar parenting terhebat sepanjang zaman. Dia justru mengajarkan bahwa hal pertama yang harus diajarkan untuk membangun pondasi anak adalah pemahaman akidah yang kokoh.

Dalam meletakkan dasar akidah, Lukmanul Hakin sudah memberikan contoh dalam nasihat yang diberikan kepada anaknya. Allah bahkan mengabadikannya di dalam Al-Qurโ€™an surah Luqman ayat 13.

โ€œDan ingatlah โ€ฆ kepada anaknya, โ€˜Hai, Anakku. Janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kezaliman yang besar.โ€™โ€ย 

Jika kita cermati lebih lanjut, dalam Al-Qurโ€™an banyak terdapat larangan-larangan, di samping juga anjuran-anjuran. Contohnya adalah larangan mendekati zina, larangan meminum khamar, dan lain-lain.

Bisa dibayangkan jika larangan berbuat zina diganti dengan kalimat positif, misalnya, โ€œSebaiknya kamu melakukan hubungan seksual sesudah nikah saja supaya tidak terjadi kehamilan di luar nikah.โ€
Alasan tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah adalah supaya tidak terjadi kehamilan. Asalkan dapat menghindari kehamilan, boleh melakukan hubungan seksual sebelum nikah. Apakah begitu?

Karena ketidaktegasan pelarangan zina, saat ini banyak remaja (bahkan ada yang sejak SMP) sudah berani melakukan hubungan seksual sebelum nikah. Yang perlu digarisbawahi adalah perasaan berdosa dan malu makin hilang akibat longgarnya pelarangan ini.

Ladies, dalam hal mendidik anak, kita sebaiknya tidak selalu terfokus pada larangan. Ingatlah bahwa seorang anak lahir ke dunia dalam keadaan nol pengalaman!

Ada konsep menarik yang diajarkan Rasulullah. Saat seorang anak yang berada di bawah pengasuhan Rasulullah, tangannya ke sana kemari mengambil makanan, Rasulullah berkata, ย โ€ฆ. โ€œWahai anak kecil! Sebutlah nama Allah (membaca basmalah), makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.โ€

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut, Rasulullah tidak serta-merta melarang anak tersebut mengacak makanan. Namun, beliau mulai dengan menyuruh anak tersebut membaca Basmalah, mengambil makanan dengan tangan kanan, lalu mengambil makanan yang paling dekat dengannya.

Intisari Pemakaian Kata Janganย  menurut Islam

Ladies, penggunaan kata jangan tidak selamanya salah. Dari uraian di atas, kita mengambil beberapa intisarinya.

a. Untuk masalah akidah (pondasi keimanan), kita harus tegas dalam masalah larangan. Larangan untuk menyekutukan Allah, berzina, minum-minuman keras, menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, dan larangan lainnya harus disampaikan secara lugas. Definisi dari taqwa adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Jadi, sudah jelas bahwa Allah pun menerapkan konsep larangan dan anjuran atau perintah.

b. Berikan larangan beserta alasan pelarangannya. Dalam konsep ketuhanan pun, banyak alasan logis yang bisa disampaikan kepada anak. Tentu saja, dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak.

c. Ketika memberikan larangan, ucapkan dengan kalimat yang sopan, tetapi tegas.

d. Melarang tidak sama dengan memaki. Inilah yang harus digarisbawahi dalam memberikan larangan. Kita tidak perlu menambah larangan dengan sederet ucapan lainnya yang menyakitkan telinga, misalnya, โ€œJangan main di jalan! Dasar anak bandel!โ€

Ladies, dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa menghilangkan pemakaian kata jangan ย dalam larangan bukanlah hal yang bijak. Gunakan larangan secara bijak disertai dengan alasan yang logis dan solusinya. Dengan demikian, anak tidak kehilangan arah dan bingung dalam menentukan sikap.

 

Kata Kunci : Pemakaian Kata Jangan, konsep pendidikan Islam

Editor: Saheeda Noor

#maratonmenulisartikel

#joeraganartikel

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami